KAMUS MELAYU KUPANG INDONESIA

A
A’a : saudara yang lebih tua
Ada : ada (selain keberadaan juga menunjuk kondisi sekarang)
Adi : adik
Adi bungsu : adik bungsu
Adi nona : adik perempuan
Adu : aduh
Aer : air  – air/ayer
Agama – agama – ugama
Ais : selesai, kemudian
Akurang : kenapa – apa pasal
Ama : (panggilan) bapak, tuan – encik
Ambur : hambur
Ame : ambil, beberapa
Ampa : empat
Amper : hampir
Ana : anak
Ana bua : anak buah
Ana kici : anak kecil
Ana mera : bayi
Ana nona : anak gadis
Ancor : hancur
Andia : dia, mereka
Andia ko : itu sebabnya
Andia su! : Tentu saja!
Anggok : angguk
Anggor : anggur
Angka : angkat
Angka lagu : putar lagu
Anteru : seluruh
Apa : apa
Apalai : apalagi
Asin : asin-masin
Asut : hasut
Ati-ati : hati-hati
Ato : atau
Ator : atur
Ator bae-bae : diatur saja
Aue : aih, alahai
Awii : ungkapan kagum, heran – ungkapan hairan

B
Ba’aer : berair
Ba’iu : jual mahal, bertingkah
Babakar : membakar, main bakar
Babalas : berbalas
Babaris : berbaris
Baboo : berbau
Babunyi : berbunyi
Bacampor : bercampur
Badeka : berdekatan
Bae : baik
Bafoe : sibuk
Baganggu : mengganggu, menggoda
Bagaya : bergaya
Bahodeng : bergaya, pamer
Ba’i : panggilan untuk lelaki tua
Baitua : sebutan untuk pacar/suami
Bajalan : berjalan
Bajengkel : jengkel
Bajual : berjualan
Bakajar : berkejaran
Bakal : bekal – bekalan
Bakalai : berkelahi
Bakanal : berkenalan
Bakanjar : berdebat, berdiskusi
Bakatumu : bertemu
Bakawan : berkawan
Bakosi : menendang
Baku liat : berpapasan
Bakupuku : berkelahi
Bala : belah, bagi
Balogat : cara bicara, logat – pelat
Balom : belum
Balurus : bersikap lurus
Balus : blus, baju perempuan
Bam-banya : banyak, ramai
Bamangada : berhadapan
Bamaki : memaki
Bamara : bertengkar – bergaduh
Bamasak : memasak
Banasiat : menasihati
Bangke : bangkai
Banjer : banjir
Banya : banyak
Banyanyi : menyanyi
Baolok : mengolok-olok, mengejek
Baomong : ngomong – cakap
Bapa : bapak
Bapa-ana : anak-anak
Bapa besar : paman (kakak bapak/ibu)
Bapa kecil : om (adik bapak/ibu)
Bapanas : kepanasan
Baptua : kakek, orang tua – datuk
Bapukul : memukul
Bar : baru
Barabut : berebut
Barapa : berapa
Baras : beras
Barat : berat, barat (arah/hala)
Baribu : beribu
Baribut : ribut, bergaduh
Barisi : bersih
Barita : berita
Baruba : berubah
Basambong : bersambung
Basambong mulu : membahas, diskusi
Basayang : saling menyayangi
Basédi : bersedih
Basengko lengko : serong, melenceng
Baso’al : mempersoalkan, mempertanyakan
Basong : kalian
Batabrak : menabrak
Batangkar : bertengkar – bergaduh
Batanya : bertanya
Batarea: berteriak
Batul : betul
Bauji : menguji
Bé : saya (potongan dari beta)
Béa : bea, pajak – cukai
Bé’a : besar, lebih tua, lama
Bégéna? : bagaimana – bagaimana, macam mana
Békin : bikin
Békin hal : cari masalah
Bémo : bemo, angkot – bas mini
Béngko : bengkok
Bépung : saya punya
Bésar : besar
Beta : saya
Bétong : kita
Binatang : binatang
Binatang piara : binatang peliharaan
Binci : benci
Bingung bodo : bingung betul
Bo’i : sayang (panggilan)
Bobou : berbau
Bodo : bodoh
Bodok : bodoh, kurang tahu, belum tahu
Bokor : baskom
Bola kaki : sepakbola – bola sepak
Bolom : belum
Bosong : kalian
Bibit roti : ragi – yis, ibu roti
Bini : istri
Bu : bung – bang
Bua : buah
Budak : budak
Bui : penjara
Bunu : bunuh

C

Cabu : cabut
Cakar pinggang : bertolak pinggang
Calana : celana – seluar
Calop : celup
Capat : cepat
Cape : capek, penat – penat
Cari hal : cari perkara
Caya : cahaya
Cece : cicit
Cepur : basuh
Cere : cerai
Cerek : ketel, ceret
Cet : cat
Ciom : cium
Colo : celup
Cucu : cucu
Cucu-cece : cucu cicit
Cuka garam! : makian halus
Cuka minyak! : makian halus
Cukimai : makian kasar
Cules : tidak mau membantu
Cum : cuma
RUMAH KAMUS’S COPYRIGHT

Jabaran Sekilas Bahasa Melayu Kupang (Bagian 1)

Bahasa Melayu Kupang adalah bagian dari bahasa kreol yang berbasis bahasa Melayu. Bahasa Melayu sudah jadi bahasa pergaulan dikawasan ujung barat Pulau Timor ini sejak berabad-abad lamanya, dikarenakan Kupang sudah menjadi pintu gerbang perdagangan sekaligus politik, dan berbagai suku bangsa sudah banyak bermukim dikawasan ini sejak lama. Ketika Kupang diresmikan jadi ibukota propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1958, otomatis warga dari berbagai wilayah di NTTpun berdatangan ke kota Kupang dan membentuk mozaik yang khas. Kupang kini menjadi kawasan multisuku dimana berbagai kelompok seperti Dawan, Helong, Ende, Rote, Ndao, Sabu, Tetun, Alor, Solor, Manggarai, Sumba dan lain-lain termasuk Jawa, Bali, Bugis, Cina, Arab, Belanda dan Portugis membentuk karakter kota. Kelompok ini mempertahankan identitas kesukuannya masing-masing, bahkan masih bertutur dengan bahasa bawaan mereka.
Namun seiring dengan generasi selanjutnya, mereka inilah yang menjadikan bahasa Melayu Kupang sebagai bahasa ibu mereka dan jarang menguasai bahasa leluhurnya sendiri.
Menurut Jacob-Grimes (2006), bahasa Melayu dibagi menjadi 3 bagian, yakni :
  1. Vernacular Malay (Melayu Lokal) yang dituturkan di tanah asal Melayu, yakni Sumatera, Semenanjung dan Singapura.
  2. Official language Malay (Melayu Tinggi) dipakai oleh kalangan kerajaan baik di Sumatera, sebagian Kalimantan dan Semenanjung.
  3. Lingua franca Malay (Melayu Pasar), jenis bahasa Melayu rendah yang dipakai sebagai bahasa komunikasi antar kelompok dan berbasis pada perdagangan sejak jaman dahulu.
Status Bahasa Melayu Kupang
Seperti halnya bahasa-bahasa daerah di Indonesia, bahasa Melayu Kupang juga bersinggungan dengan bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia yang berakar dari Melayu Tinggi. Statusnyapun masih dipandang inferior karena hanya dipakai dalam percakapan sehari-hari dan bukan dalam kesempatan resmi. Dalam urusan resmi, bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia.
Sedangkan bahasa Melayu Kupang digunakan sebagai bahasa percakapan antar kelompok yang berbeda latar belakang dan terdengar dalam kehidupan sehari-hari di kawasan Kupang dan sekitarnya.
Namun demikian, para penutur bahasa Melayu Kupang terkadang menghadapi kendala saat harus berbahasa Indonesia, khususnya sistem tatabahasa dan pengucapan.
Perbedaan bahasa Indonesia dan Melayu Kupang Sekilas
Bahasa Indonesia dan Melayu Kupang mempunyai beberapa perbedaan yang signifikan dalam berbagai aspek. Pengaruh bahasa sekitar seperti Helong, Rote, Ndao, Tetun Terik bahkan Tetun Prasa tak dapat dihindari dalam kasus Melayu Kupang ini. Misalnya saja dari segi tatabahasa, dilihat dari contohnya adalah sebagai berikut  (Sebagian sumber : Jacob-Grimes, 2006)
Kata ganti orang (pronouns)
Saya – beta
Kamu – lu
Dia – dia
Kita – katong, kotong, ketong
Kami – batong, botong, betong
Kalian – basong, bosong
Mereka – dong (kependekan dia orang)
Kepemilikan (possession)
Melayu Kupang dalam hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Di bahasa ini tidak dikenal istilah –ku, -mu, -nya maupun…..saya,….kamu,…..dia.
Contohnya :
Rumah saya di Melayu Kupang menjadi beta pung rumah
Ibu kamu menjadi lu pung mama
Buku mereka menjadi dong pung buku
Saudara Ama Feok menjadi Ama Feok pung kaka-adi
Hal demikian serupa dengan bahasa Melayu Rendah yang tatanannya kurang lebih sama.
Sekilas Morfologi
Perbedaan antara bahasa Indonesia dan Melayu Kupang dalam sistem morfologi antara lain.
Morfologi kata kerja
Ber menjadi ba
Contoh :  bercerita menjadi bacarita
Meng, me…, me…kan menjadi kasi
Contoh : memukul jadi kasipukul
Di…. Menjadi dapa atau kana
Contoh : dipukul jadi dapa pukuldisetrum jadi kana stroom
Modal
Perbedaannya antara lain
Sedang + kata kerja – ada + kata kerja
Contoh : sedang bermain – ada bamaen
Masih + kata kerja – ada + kata kerja + lai
Contoh : masih makan – ada makan lai
Kata kerja + terus – maen + kata kerja + tarus
Contoh : makan terus – maen makan tarus
Harus/perlu/mesti – musi
Contoh : Kamu harus belajar – Lu musi balaja
Ingin/hendak/mau – mo
Contoh : Saya mau pergi ke Kupang – Beta mo pi Kupang
Pak Robert hendak datang – Pak Robert mo datang
Sudah/telah – su
Contoh : Saya sudah makan – beta su makan
Bentuk Negatif
Dalam bahasa Melayu Kupang, dikenal bentuk negatif sebagai berikut :
Tidak, tak – sonde, son
Contoh : saya tidak tahu – beta sonde tau/ be son tau
Belum – balom
Contoh : Mereka berdua belum kawin – dong dua balom kawin
Tidak lagi – sonde lai
Contoh : Saya tidak pernah kesana lagi – beta sonde pi sana lai
Bukan – bukan
Contoh : Bukan aku yang melemparmu – bukan beta lempar sang lu
Jangan – jang
Contoh : Jangan beri dia kue itu karena sudah basi – Jang kasi dia itu kue te su basi
Tidak boleh – sonde bole
Contoh : Kamu tidak boleh pergi dulu – Lu sonde bole pi dolo
Hubungan Antar Klausa dan Wacana
Kata hubung
Dalam bahasa Melayu Kupang dikenal kata hubung yang mempunyai lebih dari satu makna, seperti
Ju : kependekan dari juga, namun artinya lebih dari dua, karena kata hubung ini dapat diartikan sebagai dan, juga, lalu, kemudian, sehingga, jadi.
Ko : berarti ke, supaya, sehingga, agar, lalu, dan kemudian. Ko juga bisa berartiatau dan kan? (question tag).
Tagal : artinya karena (dengan alasan yang sangat kuat)
Te artinya karena juga (dengan alasan), dan yang
Ko….na karena (dengan penekanan pada sesuatu)
Ma tetapi, berakar dari bahasa Belanda (maar) atau Portugis (ma)
Deng : kependekan dari dengan, tapi artinya dan
Andia ko Itu sebabnya (that’s why)
Penanda Wacana (Discourse markers)
Ais tu/abis itu/tarus/ju : setelah itu/kemudian/lalu
Contoh : Ais Tuhan Allah omong lai, bilang….(Setelah itu Tuhan berkata)
Kapan tempo? : kapan?
Contoh : Kapan tempo lu turun datang? (Kapan kamu datang?)
Memang sa!/ Itu su!/ Andia su! : pantas!/tentu!
Contoh : Memang sa! Dia su tau! (Pantas! Dia sudah tahu!)
Tempo hari/ Itu waktu : waktu itu
Contoh : Itu waktu beta lia Ina Feok lempar sapatu sang Bai Ndu (Waktu itu saya melihat Ina Feok melempar sepatu ke arah Bai Ndu).
Bersambung
Sumber:
  1. Grimes, Barbara D dan Jacob, June. 2006. Developing a role for Kupang Malay: the contemporary politics on an eastern Indonesian Creole.http://www.sil.org/asia/philippines/ical/papers.html

Kembali

Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah sekian lama terabaikan, akhirnya saya putuskan untuk kembali merawat laman ini.
Saya masih bingung bagaimana menambahkan kontak, dan semoga saja anda-anda semua bisa membantu saya. Amien.
Saya akan aktif menulis lagi disini, insyaallah

Rincian Kosakata Bahasa Melayu Ambon dan Contoh Kalimat (Ayat)

A
Abang :
Kata ini dipergunakan untuk menyebut lelaki, khususnya di kalangan Muslim
Ada :
Selain untuk menerangkan eksistensi, juga berfungsi sebagai present continuousyang dalam bahasa Indonesia sama dengan ‘sedang’
Contoh :
Nyong Ba ada tidor : Abang Ba sedang tidur
Jang masu, mama ada mara : Jangan masuk, ibu sedang marah
Aér kabor :
Istilah ini selain juga untuk menyatakan ‘air keruh’, juga bermakna idiomatis yang bermakna ‘suasana kacau’
Contoh kalimat :
Beta su nanaku dia, kalo dia datang pasti aer kabor : aku sudah tandai dia, kalau dia datang pasti kacau.
Akang :
Fungsinya adalah sebagai pengganti kata ‘it’ dalam bahasa Inggris, dan susah diterjemahkan secara tepat. Tapi juga menjadi sufiks – kan…yang konon berakar dari bahasa Melayu dialek pulau Kalimantan
Contoh kalimat :
Ose taru akang disitu dolo : kamu taruh disitu dulu
Alé : kamu, anda, awak (gaya Malaysia)
Kata ini berasal dari bahasa Tana.
Contoh kalimat :
Ale mo pi mana sabantar sore? : Nanti sore kamu pergi kemana?
Aléng : lamban
Contoh kalimat :
Ada muda lai su aleng : masih muda sudah lamban
Amanisal : keranjang tempat mengumpulkan ikan
Contoh kalimat :
Beta dapa ikang gantar lai, os taru akang di amanisal
Amato : salam…
Konon berasal dari kata amo te dalam bahasa Portugis, yang makna aslinya ‘aku mencintaimu’, tapi didalam Melayu Ambon maknanya sama dengan salam penutup
Ambong : Ambon
Contoh kalimat :
Apa tempo se pi ka Ambong? : Hari apa kamu pergi ke Ambon?
Amper : hampir
Contoh kalimat :
Amper sa beta dapa bunu : hampir saja aku terbunuh
Ampong : ampun
Contoh kalimat :
Ai, ampong-ampong dia lai : Minta ampun deh dia
Ana : anak
Contoh kalimat :
Ao e, beta pung ana su lulus lai : Aiii, anakku sudah lulus
Ana kacupeng : anak kecil
Contoh kalimat :
Ana kacupeng tu tau babengkeng par orang tatua lai : anak kecil itu sudah pandai mengomel sambil bersungut-sungut kepada orangtua.
Anana : Anak-anak
Contoh kalimat :
Anana dong seng ada yang datang : anak-anak tidak ada yang datang
Anana ucing dong sekarang su banya pung HP : anak muda sekarang sudah ramai punya HP
Anana diwalang baganggu tarus : anak-anak di walang mengganggu terus
Angka : berangkat
Contoh kalimat :
Kapan os pi angka ka Gemba? : kapan kamu berangkat ke Gemba?
Antua : Beliau
Contoh kalimat :
Se su kastau antua ka apa? : kamu sudah beritahu beliau kah
Samua antua yang biking trus kalo seng ada antua, samua tu seng ada lai : Semuanya diciptakan oleh Dia, dan tanpa Dia semuanya tidak ada.
Kalo beta pulang telaat,, antua seng sono lai : kalau beta pulang lambat, beliau tidak tidur.
Arika : gesit, cergas, sejenis burung hutan
Contoh kalimat :
Beta pung ade paling arika : adikku paling gesit
Aso : suka ikut campur
Contoh kalimat :
Jang ba’aso kalo ada orang tatua ada dudu bicara : jangan mencampuri kalau ada orangtua tengah duduk bicara
Ator : atur
Contoh kalimat :
Ator bae-bae kamong pung barisan! : Atur baik-baik barisan kalian!
B
Ba’aso : suka itu campur
Contoh kalimat :
Jang ba’aso kalo orang tatua ada dudu bicara : jangan mencampuri kalau ada orangtua tengah duduk bicara
Babengkeng : mengomel sambil bersungut-sungut
Contoh kalimat :
‘Ana kacupeng tuh tau babengkeng par orang tatua lai’ = Anak kecil itu tahu mengomel sambil bersungut kepada orang tua lagi.
Bacarita : bercerita
Contoh kalimat :
Mari katong dudu bacarita disini sa : ayo kita duduk cerita disini saja
Bacico : sikap tidak tenang, bergerak kesana kemari
Contoh kalimat :
Beta su nanaku tu ana dar’tadi, dia bacico kasana kamari tarus : aku sudah tandai anak itu dari tadi, dia bergerak kesana kemari terus.
Badaki : kotor, berdaki
Contoh kalimat :
Ih, Ose paling badaki e, pi mandi suda! : Ih, kamu kotor banget dech, mandi sana!
Badang : badan
Contoh kalimat :
Dia pung badang basar e : badannya besar betul
Badansa : menari
Contoh kalimat :
Mari katong badansa rame-rame : mari menari sama-sama
Badaong : berdaun
Contoh kalimat :
Beta masi inga oras bet pung tete bacarita tentang batu badaong: Aku masih ingat waktu kakekku cerita soal batu berdaun.
Badara : berdarah
Contoh kalimat :
Lia Maria pung kaki, ada badara : Lihat kaki Maria, berdarah
Badiang : diam
Contoh kalimat :
Ale badiang jua lai, beta cuma mo tipu-tipu Tuangala: Kamu diam saja lah, aku cuma mau bohongi Tuhan
Badonci : bermusik
Contoh kalimat :
Ical tu paling pandai badonci : Ical tuh pandai bermusik
Bae : baik
Contoh kalimat :
Jang dudu disana sore-sore, tar bae : jangan duduk disana sore-sore, tidak baik
Eh, bae-bae, e : Hei, baik-baik
Antua mara par katong pung bae : Beliau marah demi kebaikan kita
Bagara : bergerak
Contoh kalimat :
Itu apa lai yang bagara-bagara dikusu-kusu? : apa itu yang bergerak-gerak di alang-alang?
Bahasa Tana : bahasa ibu, bahasa daerah, atau menurut pemahaman lain bahasa yang dituturkan dipedalaman
Contoh kalimat :
Bahasa Tana su banya yang ilang-ilang : bahasa daerah sudah banyak yang hilang.
Bajalang : berjalan
Contoh kalimat :
Jang bajalang tarus, beta lala e : jangan berjalan terus, aku lelah.
Bajualang : berjualan
Contoh kalimat :
Mo pi mana bu?, mo bajualang ampas tarigu : kamu mau kemana bung? Mau berjualan ampas terigu
Bakalai : berkelahi, marah-marah, bergaduh (istilah Malaysia)
Contoh kalimat :
Robet deng Thomas ada bakalai di jiku strat sana : Robert dan Thomas sedang berkelahi disudut jalan sana.
Bakanda : selingkuh, affair
Contoh kalimat :
Sio Obet lai, dia dapa tinggal dia pung maitua tagal bakanda : Kasihan si Obet, dia ditinggal istrinya karena berselingkuh.
Bakanor : berbicara sambil bersungut-sungut dengan suara tertahan dimulut
Contoh kalimat :
Oee ose bakanor apa di jiku rumah tuh?: Hai kamu bicara bersungut-sungut apa di pojok rumah?
B
Badoa : berdoa
Contoh kalimat :
Mari katong badoa voor ini bangsa : mari kita berdoa untuk bangsa ini
Baileo : balai pertemuan untuk pertemuan desa atau adat.
Contoh kalimat :
Dong ada demo di baileo negri malubeta : mereka sedang berunjukrasa dibalai negeri malubeta.
Bakasang : terasi atau belacan
Contoh kalimat :
Coba ale tamba akang tu bakasang : coba kamu tambahkan terasinya
Bakubae : damai, berdamai
Akar katanya dari kata baku (saling) dan bae (baik)
Contoh kalimat :
Dolo oras masi ada kerusuhan, katong cuma bisa bakudapa di pasar bakubae : Dulu waktu masih kerusuhan, kita hanya bisa jumpa di pasar damai.
Bakudapa : bertemu, jumpa
Akar kata dari baku (saling) dan dapat
Contoh kalimat :
Kamareng Nyong Ba ada bakudapa deng Susi di Karang Panjang : Kemarin Nyong Ba berjumpa Susi di Karang Panjang
Hari raya beso beta bakudapa deng beta pung sodara piara di Malesia : Hari raya besok, saya akan bertemu dengan saudara angkat saya di Malaysia
Baku malawang : melawan, bertengkar
Contoh kalimat :
Oee, jang baku malawang deng beta, nanti beta toki lai! : Hei, jangan melawan aku, kupukul kau nanti!
Balaga : berlagak
Contoh kalimat :
Jang balaga talalu di ini kampong : jangan berlagak dikampung ini
Lak’laki tu paling balaga : lelaki itu paling berlagak
Balagu : sikap tidak pasti antara suka dan tidak
Contoh kalimat :
Kalo Markus datang, Yohana paling balagu : Kalau Markus datang, Yohana bersikap antara suka dan tidak.
Beta mo tanya se, tapi se paling balagu : Aku ingin nyatakan cinta, tapi nona menunjukkan sikap antara suka dan tidak.
Bale : balik
Contoh kalimat :
Oma su bale ka seng? : Nenek sudah balik belum?
Bale muka : memalingkan muka
Contoh kalimat :
Dia biking beta bale muka tagal malu hati deng dia pung kalakuang : Dia buat aku memalingkan muka, karena malu dengan kelakuannya
Bali : beli
Contoh kalimat :
Kalo beta pi ka Surabaya, pasti beta bali baju voor anana dikampong : kalau saya pergi ke Surabaya, saya pasti beli baju untuk anak-anak dikampung.
Balisah : gelisah
Contoh kalimat :
Itu barita biking balisah satu kampong : berita itu membuat gelisah satu kampung
Baloleng : mengacu pada aktivitas jalan-jalan tanpa tujuan pasti, atau marah untuk kebaikan
Contoh kalimat :
Ose baloleng kemana ni? : kamu jalan kemana saja?
Balumpa : berlompatan, melompat
Contoh kalimat :
Tu anana ada balumpa-lumpa dipante : anak-anak itu berlompatan dipantai
Bamaki : memaki-maki
Contoh kalimat :
Ina Hatu bamaki Caca Wati di muka rumah : Ina Hatu memaki-maki Caca Wati di muka rumah.
Bandera : bendera
Berakar dari kata ‘bandeira’ yang merupakan kata Portugis
Contoh kalimat :
Kibar bandera oras hari mardika : kibar bendera waktu hari kemerdekaan
Bangka : bengkak, memar
Contoh kalimat :
Dong baku inja kaki sampe bangka-bangka : mereka injak-injak kaki sampai kaki bengkak.
Bapa : bapak, selain itu juga dipakai untuk menamai pendeta lelaki
Contoh kalimat :
Beta pung bapa su ada tunggu dimuka : Ayahku sudah menunggu didepan
Bapa Yohanes beso pi terbang ka Jakarta : Bapa Yohanes besok terbang ke Jakarta
Bapa raja : kepala desa, kepala kampung
Contoh kalimat :
Tuang Latuihamallo dapa tunju jadi bapa raja di ini kampong : Pak Latuihamallo ditunjuk jadi kepala desa di kampung ini.
Bapili : memilih (mengundi kata orang Malaysia)
Contoh kalimat :
Bapili sapa di pemilu 2009 nanti? : pilih siapa di pemilu 2009 nanti?
Barapa : berapa
Contoh kalimat :
Se bali barapa tu komputer? : Kamu beli berapa komputer itu?
Barenti : berhenti
Contoh kalimat :
Barenti e! jang masu dalang dolo! : berhenti! Jangan masuk kedalam dulu!
Beta sedi tagal beta musti barenti karja : aku sedih karena harus berhenti kerja
Barmaeng : bermain
Contoh kalimat :
Paling sanang beta barmaeng aer di Air Basar : Aku paling suka bermain air di Air Besar (air terjun di pulau Ambon)
Baronda : berkeliling
Contoh kalimat :
Malam-malam paling sadap baronda disini : Malam-malam paling enak berkeliling disini
Basar : besar
Contoh kalimat :
Camu pung ana su basar e : Anak si Camu sudah besar ya
Basena : bersenang-senang
Contoh kalimat :
Jang basena talalu, loko punggul sadiki-sadiki voor beso : jangan bersenang2 melulu, tabunglah sedikit untuk besok
Basena batunang : berpacaran
Contoh kalimat :
Acang deng Wati su basena batunang lama : Acang dan Wati sudah lama berpacaran
Basisou : suka menceritakan kejelekan orang lain
Contoh kalimat :
‘Jang pi dudu basisou disitu’ = Jangan pergi duduk untuk menceritakan kejelekan orang lain disitu.
Basudara : bersaudara, saudara
Contoh kalimat :
Katong samua basudara : kita semua bersaudara
Beta ada lima basudara : saya lima bersaudara
Batareak : berteriak
Contoh kalimat :
Ei, jang batareak o! Bet bisa pica talinga !: Heh, jangan berteriak! Telingaku bisa pecah
Batimbang : mempertimbangkan
Contoh kalimat :
Kalo mo bakaweng, musti batimbang bae-bae : kalau ingin menikah, harus dipertimbangkan masak-masak.
Batimbang sabala : pilih kasih, berat sebelah
Contoh kalimat :
Batimbang sabala tar bae voor anana pung perkembangan : pilih kasih tidak baik bagi perkembangan anak-anak
Baterek : mengganggu, mengejek
Contoh kalimat :
‘Ose kalo jadi kaka jang suka baterek ade-ade’ : Kamu kalau jadi kakak, jangan suka mengganggu adik-adik.
Batul : betul, juga dipakai untuk penyangatan
Contoh kalimat :
Gaga batul e! : gagah banget!/ keren banget!/ lawa sangat!
Bawarmus : Istilah untuk menyuruh orang menghabiskan pekerjaannya sampai tuntas, tapi terserah orang tersebut
Contoh kalimat :
Loko pi bawarmus nasi kuning sana la se diam disitu : pegang dan selesaikan masak nasi kuning saja biar kamu diam disitu.
Bembeng : bimbing
Contoh kalimat :
Dia tu masi kacil, harus kas bimbing bae-bae : dia itu masih kecil, harus dibimbing dengan benar.
Bendar : kota
Contoh kalimat
Pi ka bendar ka seng? : pergi ke kota nggak?
Beta : saya, aku
Dalam semua situasi kata ganti ‘saya’ dan ‘aku’ bermakna ‘beta’. Dalam bahasa Melayu Ambon, Kupang dan Banda, ‘beta’ dipakai untuk bahasa sehari-hari. Berlawanan dengan penggunaan ‘beta’ dalam bahasa Melayu dibarat yang dipakai raja-raja.
Contoh kalimat :
Beta pung nama Ana : nama saya Ana
Kas beta satu e : beri saya satu
Dia pung kata biking beta jumawa : kata-katanya membuatku sangat marah
Biden : berdoa
Berasal dari bahasa Belanda ‘bidden’
Contoh kalimat :
Oma Yohana ada biden-biden di gareja skarang : Nenek Yohana sedang berdoa di gereja sekarang.
Biking : bikin, membuat, menyebabkan
Contoh kalimat:
Ini asida paling sadap e, sapa yang biking akang? : Kue asida ini enak sekali, siapa yang membuatnya?
Bisi-bisi : bisik-bisik
Contoh kalimat :
Ssst, jang kras-kras, katong bisi-bisi sa : Ssst jangan keras-keras, kita bisik-bisik saja.
Blakang : belakang
Contoh kalimat :
Dia ada di jiku blakang : dia ada dipojok belakang
Bobou : bau
Contoh kalimat :
Paling bobou ose lai, pi mandi sana suda! : Kamu bau betul, mandi sana!
Bodo : bodoh
Contoh kalimat :
Bodo-bodo biking susa hidup lai : bodoh-bodoh buat hidup susah
Botol manci : sejenis setan
Contoh kalimat :
Oras beta masih anana ucing, orang tatua suka bacarita tentang botol manci : Waktu aku masih anak-anak, orangtua suka cerita tentang botol manci.
Bu : panggilan untuk laki-laki, sama dengan bang, bung, mas, dst
Contoh kalimat :
Bu Sunday : Bung Sunday
Bu Cano : Bung Cano
Bulang : bulan
Contoh kalimat :
Bulang apa skarang? : bulan apa sekarang?
Bulang trang : bulan purnama
Contoh kalimat :
Wer ada bae e, apalai ada bulang trang, sadap par dudu-dudu hotu: Cuaca baik nih, apalagi ada bulan purnama, enak untuk duduk-duduk diluar
Bumbungan kapala : ubun-ubun
Contoh kalimat :
Panas mati lai, sampe bumbungan kapala : panas banget nih, sampai ubun-ubun
Burong kondo : bangau
Contoh kalimat :
Tarada burong kondo disini : tidak ada burung bangau disini
Burong Pombo : burung merpati
Contoh kalimat :
Burong Pombo tamasu burong yang tar suka bakanda : burung merpati termasuk burung yang tidak suka berselingkuh.
Busu : busuk
Contoh kalimat :
Biar tasimpan jua, bangke busu pasti bobou : biar disimpan juga, bangkai busuk pasti muncul baunya
Busu-busu : jelek-jelek
Contoh kalimat :
Busu-busu, nona ambong jua lai : Jelek-jelek gadis ambon lah

Sedikit Tentang Ragam Bahasa Melayu di Indonesia

Suku Bangsa Melayu merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa dan Sunda, diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 20-30 juta jiwa. Ciri khasnya, mereka bermukim di pesisir-pesisir pantai khususnya Sumatera dan Kalimantan. Namun menjadi basis kuatnya adalah Pulau Sumatera dimana mereka diyakini berasal. Dan ini adalah perpanjangan dari tulisan saya yang dibuat hampir setahun yang lalu.
Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya kerajaan Melayu di wilayah Sungai Batanghari yang kini membelah Propinsi Jambi. Dari sini kemudian kemungkinan tersebar hingga ke semenanjung Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu pernah ada dan tersebar hingga ke Pulau Kalimantan (Borneo). Sedangkan bahasanya bahkan menyebar hingga ke bumi Papua.
Persebaran suku yang disebut Melayu ini antara lain :
SUMATERA
Aceh Tamiang- Nanggroe Aceh Darussalam: Dikenal dengan nama Bumi Muda Sedia, dengan semboyan Kasih Pape Setie Mati. Mengacu pada kerajaan Tamiang yang berada ditepian sungai Tamiang. Meski dikenal sebagai wilayah Melayu di Bumi Rencong, namun Aceh Tamiang (yang merupakan pecahan Aceh Timur) ini juga heterogen. Bahasa Melayu yang dipakai serupa dengan Melayu Langkat.
Pesisir Timur Sumatera Utara : Mulai dari Kabupaten Langkat hingga pesisir kabupaten Labuhan Batu, disitulah suku Melayu tinggal. Kota Medan yang merupakan kota no 3 di Indonesia penduduk aslinya adalah Melayu Deli. Langgam-langgam Melayu yang populer di Indonesia berasal dari Lagu Melayu Deli seperti Injit-injit semut. Dialek yang utama sebagian adalah Dialek Langkat, Deli dan Serdang.
Contoh
Maya kabar? – apa kabar?
Riau : Bagian barat Propinsi Riau didominasi oleh etnis Minangkabau khususnya di kawasan Kampar, Rokan Hulu, Inderagiri Hulu, Kuantan Singingi, bahkan kota Pekanbaru sendiri diperkirakan 60% penduduknya berasal dari Sumatera Barat dan berbahasa Minangkabau. Daerah Siak merupakan pusat Melayu di daratan Riau dengan basis di kawasan Siak Seri Inderapura yang dulunya merupakan pusat kerajaan Siak, Melayu dialek ‘o’ banyak dipakai di pedalaman Riau.
Kepulauan Riau : Sudah sangat diketahui bahwa Kepulauan Riau adalah pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. dari sinilah katanya Bahasa Indonesia berakar, serupa dengan Johor. Mulai dari kepulauan Karimun, Singkep-Lingga hingga kepulauan Tambelangan, Kabupaten Natuna. Dialeknya cenderung menggunakan akhiran –e
Jambi : Dikenal dengan bahasa Melayu Jambinya selain berbagai bahasa lainnya yang masih digolongkan Melayu. Berpusat di kota Jambi dengan lafal ‘o’. Suku-suku yang disebut Melayu juga tersebar di pedalaman. Dialek ‘e’ seperti Malaysia dipakai di wilayah pesisir Tanjung Jabung
Contoh:
lho kau skrg di mano….aku dewek bukan wong jambi tapi limo taon tinggal disano……kangen kalu pas musim durian dengan duku kumpei😦 lah lamo jugo aku idak ke jambi….tapi ktanyo lah maju sekarang
Bengkulu : Bahasa Melayu dialek Bengkulu dipakai di Kota Bengkulu dan Sekitarnya, sedangkan bahasa-bahasa lainnya adalah Bahasa Rejang, Lebong, Muko-Muko dan Serawai yang masih digolongkan Melayu Tua.
Contoh Melayu Bengkulu :
“Bayu lah wangi, siko kek ayuk Kinan!”
“Eh, lucu kali dak? Kalo misalnyo segedang kito la punyo anak?”
Sumatera Selatan : Sebagian besar wilayah Sumsel menggunakan varian melayu yang berbeda. Bahasa Melayu Palembang sangat kuat pengaruh bahasa Jawanya karena Sultan Palembang di masa lalu diperkirakan bernenek moyang Jawa. Dialek utama adalah dialek ‘o’ dan ‘e’. Contoh utamanya adalah, orang Palembang sering menyebut dirinya sebagai wong kito (orang kita yang sejenis dengan urang awak di Sumatera Barat). Sering disebut sebagai Baso Plembang
Contoh Melayu Palembang :
Mak mano kalo kito buka thread baru tentang baso plembang. sebab kadang men lagi ketemu budak plembang te metu baso jaman bingen laju tepingkel-pingkel.
belakangan makin galak bebaso plembang. awalnyo garo2 farah samo aku baru tau kalok umak-bapak kami tu ternyato bekawan nian. jadilah sering sms-an kami2 ni. berhubung ceritanyo “wong kita galo” ni tadi banggo nian samo baso leluhur, naaaa… mulai lah bebaso plembang terus.

dan lamo2 kuperhatike, plembang tu icak2nyo kecik nian. satu kenal samo yang lain. pacak lah itu di kawinan sepupunya, ado pulok eyangku. ujinyo jadi tamu bae, tapi diundang pulok pas siraman.

Bangka-Belitung : Juga merupakan penyebaran suku Melayu dengan dialek tersendiri.
Contoh Melayu Bangka :
lah lame dak pulang hutan di sekitar riau-silip agik ade dak ok,coz terakir ku palang hutang2 disane lah jadi kulong semue,kirak e ade lah dikit kesadaran kalau lah sude dimbil hasil e mbok ya lobange ditutup be,masak nek berbuat nggak bertanggung jawab aben,kasian kek anak cucu kite kelak dak pacak agik bekebun kelak
Melayu di Kalimantan
Apa yang disebut Melayu di Pulau Kalimantan ini ada dua asal usul, yakni yang memang berasal dari tanah Melayu, baik itu Sumatera atau Semenanjung Malayu, atau orang-orang Dayak yang masuk Islam dan menjadi atau menganggap dirinya sebagai Melayu.
Suku Melayu yang hidup di pesisir Kalimantan Barat umumnya adalah keturunan pendatang dari Riau Kepulauan atau Semenanjung. Sedangkan Melayu yang di tepi-tepi sungai adalah keturunan percampuran antara Melayu, Bugis dan Dayak atau orang Dayak yang masuk Islam dan menganggap dirinya sebagai Melayu. Dialek Melayu yang lazim di Kalimantan Barat antara lain :
 Dialek Pontianak
 Dialek Sambas
 Dialek Landak (Ngabang), dan
 Dialek Ketapang
Dialek Pontianak menggunakan akhiran ‘a’ yang terbaca ‘e’ sebagaimana Melayu Malaysia, namun dalam dialek Sambas ‘a’ ini terbaca ‘é’ hamper mirip dengan Betawi.
Untuk kasus di Kalimantan Selatan, apa yang disebut Melayu adalah orang-orang Banjar. Bahasa Banjar sendiri dibagi menjadi dua varian, yakni Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Namun persamaan dengan Melayu di Sumatera semakin jauh dengan banyaknya pengaruh kosakata Bahasa Jawa dan Dayak. Contoh Bahasa Banjar antara lain :
  • arai (Banjar Hulu), himung (Banjar Kuala); artinya gembira
  • hagan (Banjar Hulu), gasan (Banjar Kuala); artinya untuk
  • tiring (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya melihat
  • bungas (Banjar Hulu), langkar (Banjar Kuala); artinya cantik
  • tingau (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya toleh, lihat
  • balalah (Banjar Hulu), bakunjang (Banjar Kuala); artinya bepergian
  • lingir (Banjar Hulu), tuang (Banjar Kuala); artinya tuang
  • tuti (Banjar Hulu), tadi (Banjar Kuala); artinya tadi
  • ba-ugah (Banjar Hulu), ba-jauh (Banjar Kuala); artinya menjauh
  • macal (Banjar Hulu), nakal (Banjar Kuala); artinya nakal
  • balai (Banjar Hulu), langgar (Banjar Kuala); artinya surau
  • tutui (Banjar Hulu), catuk (Banjar Kuala); artinya memukul dengan palu
  • tukui (Banjar Hulu), periksa (Banjar Kuala); artinya memeriksa
  • padu (Banjar Hulu), dapur (Banjar Kuala); artinya ruang dapur
  • kau’u (Banjar Hulu), nyawa (Banjar Kuala); artinya kamu
  • diaku (Banjar Hulu), unda (Banjar Kuala); artinya aku
  • disia (Banjar Hulu), disini (Banjar Kuala); artinya disini
  • bat-ku (Banjar Hulu), ampun-ku (Banjar Kuala); artinya punya-ku
  • bibit (Banjar Hulu), ambil (Banjar Kuala); artinya ambil
  • ba-cakut (Banjar Hulu), ba-kalahi (Banjar Kuala); artinya berkelahi
  • diang (Banjar Hulu), galuh (Banjar Kuala); artinya panggilan anak perempuan
  • nini laki (Banjar Hulu), kayi (Banjar Kuala); artinya kakek
  • utuh (Banjar Hulu), nanang (Banjar Kuala); artinya panggilan anak lelaki
  • uma (Banjar Hulu), mama (Banjar Kuala); artinya ibu
  • hingkat (Banjar Hulu), kawa (Banjar Kuala); artinya dapat, bisa
  • puga (Banjar Hulu), hanyar (Banjar Kuala); artinya baru
  • salukut (Banjar Hulu), bakar (Banjar Kuala); artinya bakar
  • kasalukutan, kamandahan (Banjar Hulu), kagusangan (Banjar Kuala); artinya kebakaran
  • tajua (Banjar Hulu), ampih (Banjar Kuala); artinya berhenti
  • bapandir (Banjar Hulu), bepéndér (Banjar Kuala); artinya berbicara
  • acil laki (Banjar Hulu), amang, paman (Banjar Kuala); artinya paman
Varian Banjar di Kalimantan Selatan dan Tengah sedikit berbeda…Banjar Kalsel mengucapkan kadada (untuk tidak ada), sedangkan di Kalimantan Tengah yang banyak terpengaruh Bahasa Indonesia mengucapkankadida.
Contoh lain Bahasa Banjar :
“Bahujung napa cu? Jangankan bahujung malah marugi. Wayah ini awak sudah ringkutan, pinggang sakit, tulang rasa dicucuk-cucuk, bajalan manggatar dan tabungkuk-bungkuk,” ujar kai.
Sedang di Kalimantan Timur ada sebentuk bahasa yang dianggap Melayu, yakni Kutai yang dipakai oleh suku Kutai di kawasan tepian Sungai Mahakam. Disamping itu ada sebentuk dialek Melayu yang dipakai di kawasan Berau, belahan utara Kalimantan Timur
Contoh perbandingan Bahasa Banjar dengan Kutai adalah :
  • busu (Banjar), busu (Kutai); artinya saudara dari orangtua kita yang termuda (bungsu).
  • umpat (Banjar), umpat (Kutai); artinya ikut
  • kawa (Banjar), kawa (Kutai); artinya dapat, bisa
  • kayina (Banjar), kendia (Kutai);artinya nanti
  • inya (Banjar), nya (Kutai);artinya dia
  • sidin (Banjar), sida (Kutai); artinya beliau
  • muntung (Banjar), moncong, sungut (Kutai); artinya mulut
  • karinyum (Banjar), kerinyum (Kutai); artinya senyum
  • rancak (Banjar), rancak (Kutai); artinya sering
  • talu (Banjar), telu (Kutai); artinya tiga
  • banyu (Banjar), aer (Kutai); artinya air
  • pagat (Banjar), pegat (Kutai); artinya putus
  • iwak (Banjar), iwak, jukut (Kutai); artinya ikan
  • ilat (Banjar), elat (Kutai); artinya lidah
  • dadai (Banjar), dadai (Kutai); artinya jemur
  • jabuk (Banjar), jabok (Kutai); artinya lapuk
  • andak (Banjar), andak (Kutai); artinya taruh
  • luar (Banjar), jaba (Kutai); artinya luar
  • kawah (Banjar), kawah (Kutai); artinya kuali
  • muha (Banjar), muha (Kutai); artinya muka, wajah
  • puhun (Banjar), puhun (Kutai); artinya pohon
  • kolehan (Banjar Kuala), polehan (Kutai); artinya hasil
  • kesah (Banjar Kuala), kesah (Kutai); artinya kisah
  • tajak (Banjar), tajak (Kutai); artinya tancap
  • pacul (Banjar), pacul (Kutai); artinya lepas
  • amun (Banjar), amun (Kutai); artinya kalau
  • padah (Banjar), padah (Kutai); artinya bilang
  • jawau (Banjar), jabau (Kutai); artinya singkong
  • payau (Banjar), payau (Kutai); artinya rusa
  • lawai (Banjar), lawai (Kutai); artinya benang
  • satundunan (Banjar), satundunan (Kutai); artinya setandanan
  • tutuk (Banjar), tutuk (Kutai); artinya tumbuk
  • tatak (Banjar), tetak (Kutai); artinya potong
  • jarang (Banjar), jerang (Kutai); artinya memasak air
  • carik (Banjar), carek (Kutai); artinya robek
  • guring (Banjar), goreng, tidur (Kutai); artinya tidur
  • sanga (Banjar), sanga (Kutai); artinya goreng
  • olah (Banjar), olah (Kutai); artinya buat
  • muyak (Banjar), muyak (Kutai); artinya bosan
  • wada (Banjar), wada (Kutai); artinya cela
  • uyah (Banjar), uyah (Kutai); artinya garam
  • acan (Banjar), acan (Kutai); artinya terasi
  • sudu (Banjar), sudu (Kutai); artinya sendok
  • lading (Banjar), lading (Kutai); artinya pisau
  • lawang (Banjar), lawang (Kutai); artinya pintu
  • sarudung (Banjar), serudung (Kutai); artinya kerudung
  • kamih (Banjar), kemeh (Kutai); artinya air kencing
  • hera’ (Banjar), herak (Kutai); artinya tahi
  • kiyau (Banjar), kiyau (Kutai); artinya panggil
  • putik (Banjar), putik (Kutai); artinya petik
  • tapas (Banjar), tepas (Kutai); artinya cuci
  • parak (Banjar), parak (Kutai); artinya dekat
  • calap (Banjar), celap (Kutai); artinya basah
  • halus (Banjar), halus (Kutai); artinya kecil
  • bujur (Banjar), bujur (Kutai); artinya betul, lurus
  • lanjung (Banjar), lanjong (Kutai); artinya keranjang
  • karadau (Banjar), keradau (Kutai); artinya omong kosong
  • bancir (Banjar), bancir (Kutai); artinya banci
  • gair (Banjar), gaer (Kutai); artinya takut
  • jauh (Banjar), jaoh (Kutai); artinya jauh
  • karing (Banjar), kereng (Kutai); artinya kering
  • habang anum (Banjar), habang muda (Kutai); artinya merah muda
  • buting (Banjar), buting (Kutai); artinya buah
  • selawi (Banjar Kuala), selawe (Kutai); artinya duapuluh lima
  • tihang (Banjar), tihang (Kutai); artinya tiang
  • mandi (Banjar), mendi (Kutai); artinya mandi
  • sodok (Banjar Kuala), sodok (Kutai); artinya tikam
  • tulak (Banjar), tulak (Kutai); artinya berangkat
  • surung (Banjar), sorong (Kutai); artinya sodor
  • kurus karing (Banjar), koros kereng (Kutai); artinya kurus kering
  • ular sawa (Banjar), tedung sawah (Kutai); artinya ular sawah
Ada pula kelompok Melayu yang bermukim di Pulau Bali, tepatnya di kampung Loloan, Kota Negara, Kabupaten Jembrana. Mereka berleluhur asal Semenanjung terutama Trengganu dan Pontianak (Kalimantan Barat). Berbahasa Melayu di rumah, Berbahasa Bali diluar komunitasnya. Mereka diperkirakan datang ke Bali sekitar abad ke-18. Di Banyuwangi, Jawa Timur terdapat Kampung Melayu, namun kini komunitasnya hanya berbahasa Jawa dan Madura, Melayu telah terasimilasi menjadi penduduk setempat.
Sedangkan yang di Jakarta, Melayu sendiri sudah bukan lagi murni karena terjadi percampuran berbagai ras yang melahirkan Orang Betawi, dengan berbahasa Melayu Jakarta yang sekitar 43% kosakatanya dipengaruhi Bahasa Sunda. Melayu Betawi sendiri terbagi atas 3 sub-dialek utama, yakni :
 Betawi Kota, dengan contohnya : aye udeh makan (dipakai di wilayah pusat)
 Betawi Udik, contohnya : sayah udah makan (dipakai di pinggiran Jakarta,  Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Karawang)
 Betawi Ora, contohnya : lu ora pegi ke lanang lu? Betawi Ora ini terpengaruh oleh bahasa Jawa seperti dalam kata menjalankan yang menjadi njalanin, sedangkan pada kosakata Betawi umum yang terpengaruh Sunda menjadi ngejalanin.
Sebenarnya Bahasa Melayu Betawi ini bukanlah bentukan dialek Melayu, melainkan sebagai hasil dari kreolisasi yang berlangsung selama berabad-abad sebagai bahasa antar suku dan ras di tanah Batavia. Disamping itu juga terdapat dialek Melayu dipakai oleh kaum Peranakan Cina di Kabupaten Tangerang, yang sedikit banyak sangat mirip dengan Melayu Betawi, dan inilah mungkin wilayah Melayu di Pulau Jawa.
Melayu Indonesia Timur
Bahasa Melayu di kawasan Timur Indonesia keberadaannya merupakan akibat dari kontak dagang semenjak dahulu kala antara pedagang di timur dan barat. Bahasa ini semakin tersebar dengan pesat semenjak kekuasaan Belanda membawa bahasa ini sebagai sarana penyebaran agama Kristen. Seperti halnya Betawi, Melayu di kawasan ini juga merupakan bentuk Kreol dengan susunan bahasa lebih mirip bahasa Eropa ketimbang Indonesia sendiri, bahkan ada suatu penelitian mengatakan bahwa bahasa Melayu Indonesia Timur tidak berkembang langsung dari Semenanjung atau Sumatera, melainkan dari Pulau Kalimantan bahkan Brunei. Di kawasan ini, penyingkatan juga sangat lazim…Varian tersebut antara lain
 Melayu Manado (di kawasan Sulawesi Utara)
 Melayu Makassar (Makassar dan sekitarnya)
 Melayu Larantuka (kawasan Flores Timur, NTT)
 Melayu Kupang (Kupang dan sebagian Timor Barat, NTT)
 Melayu Ternate (Pulau Ternate dan Halmahera)
 Melayu Bacan (Pulau Bacan dan sekitarnya)
 Melayu Ambon (Pulau Ambon dan Lingua Franca di Maluku)
 Melayu Papua/Irian
Contoh Melayu Manado :
Tulis tu apa mo beking, kong putuskan apa tu mo beking capat, apa tu mo beking nanti, apa tu orang laeng mo beking, deng apa tu mo kase sorong vor berikut
Contoh Melayu Kupang :
Dong bekin semacam skenario supaya dong yang tukang bunu orang, trus ada orang laen yang son tau hal yang jadi tumbal.Na, kalo batul skenario model begitu, bararti ini orang yang barmaen di balakang layar tu bukan sambarang orang. Dong pasti tau batul cara bunu orang trus hilangkan jejak, trus jebak orang laen supaya maso di dong pung perangkap. Naaaaa, bapa kan tau to, sapa yang biasa barmaen strategi. Jadi, manurut beta, pasti ada jaringan, mo jaringan apa ke apa, yang panting masala di Poso tu pas ada dia pung jaringan.
Contoh Melayu Papua :
Terimakasih pace SPW atas paketnta. skarang masih tlalu pagi jadi mata sayup sayup tapi sa kan cek paket tu, baru ko so kunjug sobat Asyo di rumah sakit kah belum. Pace dorang so keluarkan peluruh dari perut Asyo bawa ke laboratorium. mudah mudahan peluru itu tak nyasar di jalan sehingga diganti deng peluruh lain yang beda merek.
Sedemikian dulu jabaran saya tentang bahasa Melayu berikut ragamnya di belahan bumi Indonesia, dari barat sampai ke timur, bahkan sebenarnya bahasa ini jauh semenjak dulu berkembangnya. Semenjak tahun 1926, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa ‘resmi’ di Papua untuk mewadahi ratusan suku, dan bahkan sebentuk dialek Melayu sudah terbentuk disana. Sedangkan pada tahun 1928 barulah nama Melayu digantikan dengan Bahasa Indonesia setelah Soempa Pemoeda.
Diperlukan upaya bersama untuk mengembangkan bahasa Indonesia (dan Melayu). Bahasa Indonesia sendiri mengalami banyak penyerapan dari bahasa-bahasa lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah khususnya Jawa dan Melayu Betawi yang seolah sudah jadi bahasa kedua dinegeri ini. Bagaimana dengan di Malaysia dan Singapura? 
Semoga takkan hilang Melayu didunia….
Bambang Priantono
Dari berbagai sumberA
A’a : saudara yang lebih tua
Ada : ada (selain keberadaan juga menunjuk kondisi sekarang)
Adi : adik
Adi bungsu : adik bungsu
Adi nona : adik perempuan
Adu : aduh
Aer : air  – air/ayer
Agama – agama – ugama
Ais : selesai, kemudian
Akurang : kenapa – apa pasal
Ama : (panggilan) bapak, tuan – encik
Ambur : hambur
Ame : ambil, beberapa
Ampa : empat
Amper : hampir
Ana : anak
Ana bua : anak buah
Ana kici : anak kecil
Ana mera : bayi
Ana nona : anak gadis
Ancor : hancur
Andia : dia, mereka
Andia ko : itu sebabnya
Andia su! : Tentu saja!
Anggok : angguk
Anggor : anggur
Angka : angkat
Angka lagu : putar lagu
Anteru : seluruh
Apa : apa
Apalai : apalagi
Asin : asin-masin
Asut : hasut
Ati-ati : hati-hati
Ato : atau
Ator : atur
Ator bae-bae : diatur saja
Aue : aih, alahai
Awii : ungkapan kagum, heran – ungkapan hairan
B
Ba’aer : berair
Ba’iu : jual mahal, bertingkah
Babakar : membakar, main bakar
Babalas : berbalas
Babaris : berbaris
Baboo : berbau
Babunyi : berbunyi
Bacampor : bercampur
Badeka : berdekatan
Bae : baik
Bafoe : sibuk
Baganggu : mengganggu, menggoda
Bagaya : bergaya
Bahodeng : bergaya, pamer
Ba’i : panggilan untuk lelaki tua
Baitua : sebutan untuk pacar/suami
Bajalan : berjalan
Bajengkel : jengkel
Bajual : berjualan
Bakajar : berkejaran
Bakal : bekal – bekalan
Bakalai : berkelahi
Bakanal : berkenalan
Bakanjar : berdebat, berdiskusi
Bakatumu : bertemu
Bakawan : berkawan
Bakosi : menendang
Baku liat : berpapasan
Bakupuku : berkelahi
Bala : belah, bagi
Balogat : cara bicara, logat – pelat
Balom : belum
Balurus : bersikap lurus
Balus : blus, baju perempuan
Bam-banya : banyak, ramai
Bamangada : berhadapan
Bamaki : memaki
Bamara : bertengkar – bergaduh
Bamasak : memasak
Banasiat : menasihati
Bangke : bangkai
Banjer : banjir
Banya : banyak
Banyanyi : menyanyi
Baolok : mengolok-olok, mengejek
Baomong : ngomong – cakap
Bapa : bapak
Bapa-ana : anak-anak
Bapa besar : paman (kakak bapak/ibu)
Bapa kecil : om (adik bapak/ibu)
Bapanas : kepanasan
Baptua : kakek, orang tua – datuk
Bapukul : memukul
Bar : baru
Barabut : berebut
Barapa : berapa
Baras : beras
Barat : berat, barat (arah/hala)
Baribu : beribu
Baribut : ribut, bergaduh
Barisi : bersih
Barita : berita
Baruba : berubah
Basambong : bersambung
Basambong mulu : membahas, diskusi
Basayang : saling menyayangi
Basédi : bersedih
Basengko lengko : serong, melenceng
Baso’al : mempersoalkan, mempertanyakan
Basong : kalian
Batabrak : menabrak
Batangkar : bertengkar – bergaduh
Batanya : bertanya
Batarea: berteriak
Batul : betul
Bauji : menguji
Bé : saya (potongan dari beta)
Béa : bea, pajak – cukai
Bé’a : besar, lebih tua, lama
Bégéna? : bagaimana – bagaimana, macam mana
Békin : bikin
Békin hal : cari masalah
Bémo : bemo, angkot – bas mini
Béngko : bengkok
Bépung : saya punya
Bésar : besar
Beta : saya
Bétong : kita
Binatang : binatang
Binatang piara : binatang peliharaan
Binci : benci
Bingung bodo : bingung betul
Bo’i : sayang (panggilan)
Bobou : berbau
Bodo : bodoh
Bodok : bodoh, kurang tahu, belum tahu
Bokor : baskom
Bola kaki : sepakbola – bola sepak
Bolom : belum
Bosong : kalian
Bibit roti : ragi – yis, ibu roti
Bini : istri
Bu : bung – bang
Bua : buah
Budak : budak
Bui : penjara
Bunu : bunuh

C

Cabu : cabut
Cakar pinggang : bertolak pinggang
Calana : celana – seluar
Calop : celup
Capat : cepat
Cape : capek, penat – penat
Cari hal : cari perkara
Caya : cahaya
Cece : cicit
Cepur : basuh
Cere : cerai
Cerek : ketel, ceret
Cet : cat
Ciom : cium
Colo : celup
Cucu : cucu
Cucu-cece : cucu cicit
Cuka garam! : makian halus
Cuka minyak! : makian halus
Cukimai : makian kasar
Cules : tidak mau membantu
Cum : cuma
RUMAH KAMUS’S COPYRIGHT

Jabaran Sekilas Bahasa Melayu Kupang (Bagian 1)

Bahasa Melayu Kupang adalah bagian dari bahasa kreol yang berbasis bahasa Melayu. Bahasa Melayu sudah jadi bahasa pergaulan dikawasan ujung barat Pulau Timor ini sejak berabad-abad lamanya, dikarenakan Kupang sudah menjadi pintu gerbang perdagangan sekaligus politik, dan berbagai suku bangsa sudah banyak bermukim dikawasan ini sejak lama. Ketika Kupang diresmikan jadi ibukota propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1958, otomatis warga dari berbagai wilayah di NTTpun berdatangan ke kota Kupang dan membentuk mozaik yang khas. Kupang kini menjadi kawasan multisuku dimana berbagai kelompok seperti Dawan, Helong, Ende, Rote, Ndao, Sabu, Tetun, Alor, Solor, Manggarai, Sumba dan lain-lain termasuk Jawa, Bali, Bugis, Cina, Arab, Belanda dan Portugis membentuk karakter kota. Kelompok ini mempertahankan identitas kesukuannya masing-masing, bahkan masih bertutur dengan bahasa bawaan mereka.
Namun seiring dengan generasi selanjutnya, mereka inilah yang menjadikan bahasa Melayu Kupang sebagai bahasa ibu mereka dan jarang menguasai bahasa leluhurnya sendiri.
Menurut Jacob-Grimes (2006), bahasa Melayu dibagi menjadi 3 bagian, yakni :
  1. Vernacular Malay (Melayu Lokal) yang dituturkan di tanah asal Melayu, yakni Sumatera, Semenanjung dan Singapura.
  2. Official language Malay (Melayu Tinggi) dipakai oleh kalangan kerajaan baik di Sumatera, sebagian Kalimantan dan Semenanjung.
  3. Lingua franca Malay (Melayu Pasar), jenis bahasa Melayu rendah yang dipakai sebagai bahasa komunikasi antar kelompok dan berbasis pada perdagangan sejak jaman dahulu.
Status Bahasa Melayu Kupang
Seperti halnya bahasa-bahasa daerah di Indonesia, bahasa Melayu Kupang juga bersinggungan dengan bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia yang berakar dari Melayu Tinggi. Statusnyapun masih dipandang inferior karena hanya dipakai dalam percakapan sehari-hari dan bukan dalam kesempatan resmi. Dalam urusan resmi, bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia.
Sedangkan bahasa Melayu Kupang digunakan sebagai bahasa percakapan antar kelompok yang berbeda latar belakang dan terdengar dalam kehidupan sehari-hari di kawasan Kupang dan sekitarnya.
Namun demikian, para penutur bahasa Melayu Kupang terkadang menghadapi kendala saat harus berbahasa Indonesia, khususnya sistem tatabahasa dan pengucapan.
Perbedaan bahasa Indonesia dan Melayu Kupang Sekilas
Bahasa Indonesia dan Melayu Kupang mempunyai beberapa perbedaan yang signifikan dalam berbagai aspek. Pengaruh bahasa sekitar seperti Helong, Rote, Ndao, Tetun Terik bahkan Tetun Prasa tak dapat dihindari dalam kasus Melayu Kupang ini. Misalnya saja dari segi tatabahasa, dilihat dari contohnya adalah sebagai berikut  (Sebagian sumber : Jacob-Grimes, 2006)
Kata ganti orang (pronouns)
Saya – beta
Kamu – lu
Dia – dia
Kita – katong, kotong, ketong
Kami – batong, botong, betong
Kalian – basong, bosong
Mereka – dong (kependekan dia orang)
Kepemilikan (possession)
Melayu Kupang dalam hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Di bahasa ini tidak dikenal istilah –ku, -mu, -nya maupun…..saya,….kamu,…..dia.
Contohnya :
Rumah saya di Melayu Kupang menjadi beta pung rumah
Ibu kamu menjadi lu pung mama
Buku mereka menjadi dong pung buku
Saudara Ama Feok menjadi Ama Feok pung kaka-adi
Hal demikian serupa dengan bahasa Melayu Rendah yang tatanannya kurang lebih sama.
Sekilas Morfologi
Perbedaan antara bahasa Indonesia dan Melayu Kupang dalam sistem morfologi antara lain.
Morfologi kata kerja
Ber menjadi ba
Contoh :  bercerita menjadi bacarita
Meng, me…, me…kan menjadi kasi
Contoh : memukul jadi kasipukul
Di…. Menjadi dapa atau kana
Contoh : dipukul jadi dapa pukuldisetrum jadi kana stroom
Modal
Perbedaannya antara lain
Sedang + kata kerja – ada + kata kerja
Contoh : sedang bermain – ada bamaen
Masih + kata kerja – ada + kata kerja + lai
Contoh : masih makan – ada makan lai
Kata kerja + terus – maen + kata kerja + tarus
Contoh : makan terus – maen makan tarus
Harus/perlu/mesti – musi
Contoh : Kamu harus belajar – Lu musi balaja
Ingin/hendak/mau – mo
Contoh : Saya mau pergi ke Kupang – Beta mo pi Kupang
Pak Robert hendak datang – Pak Robert mo datang
Sudah/telah – su
Contoh : Saya sudah makan – beta su makan
Bentuk Negatif
Dalam bahasa Melayu Kupang, dikenal bentuk negatif sebagai berikut :
Tidak, tak – sonde, son
Contoh : saya tidak tahu – beta sonde tau/ be son tau
Belum – balom
Contoh : Mereka berdua belum kawin – dong dua balom kawin
Tidak lagi – sonde lai
Contoh : Saya tidak pernah kesana lagi – beta sonde pi sana lai
Bukan – bukan
Contoh : Bukan aku yang melemparmu – bukan beta lempar sang lu
Jangan – jang
Contoh : Jangan beri dia kue itu karena sudah basi – Jang kasi dia itu kue te su basi
Tidak boleh – sonde bole
Contoh : Kamu tidak boleh pergi dulu – Lu sonde bole pi dolo
Hubungan Antar Klausa dan Wacana
Kata hubung
Dalam bahasa Melayu Kupang dikenal kata hubung yang mempunyai lebih dari satu makna, seperti
Ju : kependekan dari juga, namun artinya lebih dari dua, karena kata hubung ini dapat diartikan sebagai dan, juga, lalu, kemudian, sehingga, jadi.
Ko : berarti ke, supaya, sehingga, agar, lalu, dan kemudian. Ko juga bisa berartiatau dan kan? (question tag).
Tagal : artinya karena (dengan alasan yang sangat kuat)
Te artinya karena juga (dengan alasan), dan yang
Ko….na karena (dengan penekanan pada sesuatu)
Ma tetapi, berakar dari bahasa Belanda (maar) atau Portugis (ma)
Deng : kependekan dari dengan, tapi artinya dan
Andia ko Itu sebabnya (that’s why)
Penanda Wacana (Discourse markers)
Ais tu/abis itu/tarus/ju : setelah itu/kemudian/lalu
Contoh : Ais Tuhan Allah omong lai, bilang….(Setelah itu Tuhan berkata)
Kapan tempo? : kapan?
Contoh : Kapan tempo lu turun datang? (Kapan kamu datang?)
Memang sa!/ Itu su!/ Andia su! : pantas!/tentu!
Contoh : Memang sa! Dia su tau! (Pantas! Dia sudah tahu!)
Tempo hari/ Itu waktu : waktu itu
Contoh : Itu waktu beta lia Ina Feok lempar sapatu sang Bai Ndu (Waktu itu saya melihat Ina Feok melempar sepatu ke arah Bai Ndu).
Bersambung
Sumber:
  1. Grimes, Barbara D dan Jacob, June. 2006. Developing a role for Kupang Malay: the contemporary politics on an eastern Indonesian Creole.http://www.sil.org/asia/philippines/ical/papers.html

Kembali

Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah sekian lama terabaikan, akhirnya saya putuskan untuk kembali merawat laman ini.
Saya masih bingung bagaimana menambahkan kontak, dan semoga saja anda-anda semua bisa membantu saya. Amien.
Saya akan aktif menulis lagi disini, insyaallah

Rincian Kosakata Bahasa Melayu Ambon dan Contoh Kalimat (Ayat)

A
Abang :
Kata ini dipergunakan untuk menyebut lelaki, khususnya di kalangan Muslim
Ada :
Selain untuk menerangkan eksistensi, juga berfungsi sebagai present continuousyang dalam bahasa Indonesia sama dengan ‘sedang’
Contoh :
Nyong Ba ada tidor : Abang Ba sedang tidur
Jang masu, mama ada mara : Jangan masuk, ibu sedang marah
Aér kabor :
Istilah ini selain juga untuk menyatakan ‘air keruh’, juga bermakna idiomatis yang bermakna ‘suasana kacau’
Contoh kalimat :
Beta su nanaku dia, kalo dia datang pasti aer kabor : aku sudah tandai dia, kalau dia datang pasti kacau.
Akang :
Fungsinya adalah sebagai pengganti kata ‘it’ dalam bahasa Inggris, dan susah diterjemahkan secara tepat. Tapi juga menjadi sufiks – kan…yang konon berakar dari bahasa Melayu dialek pulau Kalimantan
Contoh kalimat :
Ose taru akang disitu dolo : kamu taruh disitu dulu
Alé : kamu, anda, awak (gaya Malaysia)
Kata ini berasal dari bahasa Tana.
Contoh kalimat :
Ale mo pi mana sabantar sore? : Nanti sore kamu pergi kemana?
Aléng : lamban
Contoh kalimat :
Ada muda lai su aleng : masih muda sudah lamban
Amanisal : keranjang tempat mengumpulkan ikan
Contoh kalimat :
Beta dapa ikang gantar lai, os taru akang di amanisal
Amato : salam…
Konon berasal dari kata amo te dalam bahasa Portugis, yang makna aslinya ‘aku mencintaimu’, tapi didalam Melayu Ambon maknanya sama dengan salam penutup
Ambong : Ambon
Contoh kalimat :
Apa tempo se pi ka Ambong? : Hari apa kamu pergi ke Ambon?
Amper : hampir
Contoh kalimat :
Amper sa beta dapa bunu : hampir saja aku terbunuh
Ampong : ampun
Contoh kalimat :
Ai, ampong-ampong dia lai : Minta ampun deh dia
Ana : anak
Contoh kalimat :
Ao e, beta pung ana su lulus lai : Aiii, anakku sudah lulus
Ana kacupeng : anak kecil
Contoh kalimat :
Ana kacupeng tu tau babengkeng par orang tatua lai : anak kecil itu sudah pandai mengomel sambil bersungut-sungut kepada orangtua.
Anana : Anak-anak
Contoh kalimat :
Anana dong seng ada yang datang : anak-anak tidak ada yang datang
Anana ucing dong sekarang su banya pung HP : anak muda sekarang sudah ramai punya HP
Anana diwalang baganggu tarus : anak-anak di walang mengganggu terus
Angka : berangkat
Contoh kalimat :
Kapan os pi angka ka Gemba? : kapan kamu berangkat ke Gemba?
Antua : Beliau
Contoh kalimat :
Se su kastau antua ka apa? : kamu sudah beritahu beliau kah
Samua antua yang biking trus kalo seng ada antua, samua tu seng ada lai : Semuanya diciptakan oleh Dia, dan tanpa Dia semuanya tidak ada.
Kalo beta pulang telaat,, antua seng sono lai : kalau beta pulang lambat, beliau tidak tidur.
Arika : gesit, cergas, sejenis burung hutan
Contoh kalimat :
Beta pung ade paling arika : adikku paling gesit
Aso : suka ikut campur
Contoh kalimat :
Jang ba’aso kalo ada orang tatua ada dudu bicara : jangan mencampuri kalau ada orangtua tengah duduk bicara
Ator : atur
Contoh kalimat :
Ator bae-bae kamong pung barisan! : Atur baik-baik barisan kalian!
B
Ba’aso : suka itu campur
Contoh kalimat :
Jang ba’aso kalo orang tatua ada dudu bicara : jangan mencampuri kalau ada orangtua tengah duduk bicara
Babengkeng : mengomel sambil bersungut-sungut
Contoh kalimat :
‘Ana kacupeng tuh tau babengkeng par orang tatua lai’ = Anak kecil itu tahu mengomel sambil bersungut kepada orang tua lagi.
Bacarita : bercerita
Contoh kalimat :
Mari katong dudu bacarita disini sa : ayo kita duduk cerita disini saja
Bacico : sikap tidak tenang, bergerak kesana kemari
Contoh kalimat :
Beta su nanaku tu ana dar’tadi, dia bacico kasana kamari tarus : aku sudah tandai anak itu dari tadi, dia bergerak kesana kemari terus.
Badaki : kotor, berdaki
Contoh kalimat :
Ih, Ose paling badaki e, pi mandi suda! : Ih, kamu kotor banget dech, mandi sana!
Badang : badan
Contoh kalimat :
Dia pung badang basar e : badannya besar betul
Badansa : menari
Contoh kalimat :
Mari katong badansa rame-rame : mari menari sama-sama
Badaong : berdaun
Contoh kalimat :
Beta masi inga oras bet pung tete bacarita tentang batu badaong: Aku masih ingat waktu kakekku cerita soal batu berdaun.
Badara : berdarah
Contoh kalimat :
Lia Maria pung kaki, ada badara : Lihat kaki Maria, berdarah
Badiang : diam
Contoh kalimat :
Ale badiang jua lai, beta cuma mo tipu-tipu Tuangala: Kamu diam saja lah, aku cuma mau bohongi Tuhan
Badonci : bermusik
Contoh kalimat :
Ical tu paling pandai badonci : Ical tuh pandai bermusik
Bae : baik
Contoh kalimat :
Jang dudu disana sore-sore, tar bae : jangan duduk disana sore-sore, tidak baik
Eh, bae-bae, e : Hei, baik-baik
Antua mara par katong pung bae : Beliau marah demi kebaikan kita
Bagara : bergerak
Contoh kalimat :
Itu apa lai yang bagara-bagara dikusu-kusu? : apa itu yang bergerak-gerak di alang-alang?
Bahasa Tana : bahasa ibu, bahasa daerah, atau menurut pemahaman lain bahasa yang dituturkan dipedalaman
Contoh kalimat :
Bahasa Tana su banya yang ilang-ilang : bahasa daerah sudah banyak yang hilang.
Bajalang : berjalan
Contoh kalimat :
Jang bajalang tarus, beta lala e : jangan berjalan terus, aku lelah.
Bajualang : berjualan
Contoh kalimat :
Mo pi mana bu?, mo bajualang ampas tarigu : kamu mau kemana bung? Mau berjualan ampas terigu
Bakalai : berkelahi, marah-marah, bergaduh (istilah Malaysia)
Contoh kalimat :
Robet deng Thomas ada bakalai di jiku strat sana : Robert dan Thomas sedang berkelahi disudut jalan sana.
Bakanda : selingkuh, affair
Contoh kalimat :
Sio Obet lai, dia dapa tinggal dia pung maitua tagal bakanda : Kasihan si Obet, dia ditinggal istrinya karena berselingkuh.
Bakanor : berbicara sambil bersungut-sungut dengan suara tertahan dimulut
Contoh kalimat :
Oee ose bakanor apa di jiku rumah tuh?: Hai kamu bicara bersungut-sungut apa di pojok rumah?
B
Badoa : berdoa
Contoh kalimat :
Mari katong badoa voor ini bangsa : mari kita berdoa untuk bangsa ini
Baileo : balai pertemuan untuk pertemuan desa atau adat.
Contoh kalimat :
Dong ada demo di baileo negri malubeta : mereka sedang berunjukrasa dibalai negeri malubeta.
Bakasang : terasi atau belacan
Contoh kalimat :
Coba ale tamba akang tu bakasang : coba kamu tambahkan terasinya
Bakubae : damai, berdamai
Akar katanya dari kata baku (saling) dan bae (baik)
Contoh kalimat :
Dolo oras masi ada kerusuhan, katong cuma bisa bakudapa di pasar bakubae : Dulu waktu masih kerusuhan, kita hanya bisa jumpa di pasar damai.
Bakudapa : bertemu, jumpa
Akar kata dari baku (saling) dan dapat
Contoh kalimat :
Kamareng Nyong Ba ada bakudapa deng Susi di Karang Panjang : Kemarin Nyong Ba berjumpa Susi di Karang Panjang
Hari raya beso beta bakudapa deng beta pung sodara piara di Malesia : Hari raya besok, saya akan bertemu dengan saudara angkat saya di Malaysia
Baku malawang : melawan, bertengkar
Contoh kalimat :
Oee, jang baku malawang deng beta, nanti beta toki lai! : Hei, jangan melawan aku, kupukul kau nanti!
Balaga : berlagak
Contoh kalimat :
Jang balaga talalu di ini kampong : jangan berlagak dikampung ini
Lak’laki tu paling balaga : lelaki itu paling berlagak
Balagu : sikap tidak pasti antara suka dan tidak
Contoh kalimat :
Kalo Markus datang, Yohana paling balagu : Kalau Markus datang, Yohana bersikap antara suka dan tidak.
Beta mo tanya se, tapi se paling balagu : Aku ingin nyatakan cinta, tapi nona menunjukkan sikap antara suka dan tidak.
Bale : balik
Contoh kalimat :
Oma su bale ka seng? : Nenek sudah balik belum?
Bale muka : memalingkan muka
Contoh kalimat :
Dia biking beta bale muka tagal malu hati deng dia pung kalakuang : Dia buat aku memalingkan muka, karena malu dengan kelakuannya
Bali : beli
Contoh kalimat :
Kalo beta pi ka Surabaya, pasti beta bali baju voor anana dikampong : kalau saya pergi ke Surabaya, saya pasti beli baju untuk anak-anak dikampung.
Balisah : gelisah
Contoh kalimat :
Itu barita biking balisah satu kampong : berita itu membuat gelisah satu kampung
Baloleng : mengacu pada aktivitas jalan-jalan tanpa tujuan pasti, atau marah untuk kebaikan
Contoh kalimat :
Ose baloleng kemana ni? : kamu jalan kemana saja?
Balumpa : berlompatan, melompat
Contoh kalimat :
Tu anana ada balumpa-lumpa dipante : anak-anak itu berlompatan dipantai
Bamaki : memaki-maki
Contoh kalimat :
Ina Hatu bamaki Caca Wati di muka rumah : Ina Hatu memaki-maki Caca Wati di muka rumah.
Bandera : bendera
Berakar dari kata ‘bandeira’ yang merupakan kata Portugis
Contoh kalimat :
Kibar bandera oras hari mardika : kibar bendera waktu hari kemerdekaan
Bangka : bengkak, memar
Contoh kalimat :
Dong baku inja kaki sampe bangka-bangka : mereka injak-injak kaki sampai kaki bengkak.
Bapa : bapak, selain itu juga dipakai untuk menamai pendeta lelaki
Contoh kalimat :
Beta pung bapa su ada tunggu dimuka : Ayahku sudah menunggu didepan
Bapa Yohanes beso pi terbang ka Jakarta : Bapa Yohanes besok terbang ke Jakarta
Bapa raja : kepala desa, kepala kampung
Contoh kalimat :
Tuang Latuihamallo dapa tunju jadi bapa raja di ini kampong : Pak Latuihamallo ditunjuk jadi kepala desa di kampung ini.
Bapili : memilih (mengundi kata orang Malaysia)
Contoh kalimat :
Bapili sapa di pemilu 2009 nanti? : pilih siapa di pemilu 2009 nanti?
Barapa : berapa
Contoh kalimat :
Se bali barapa tu komputer? : Kamu beli berapa komputer itu?
Barenti : berhenti
Contoh kalimat :
Barenti e! jang masu dalang dolo! : berhenti! Jangan masuk kedalam dulu!
Beta sedi tagal beta musti barenti karja : aku sedih karena harus berhenti kerja
Barmaeng : bermain
Contoh kalimat :
Paling sanang beta barmaeng aer di Air Basar : Aku paling suka bermain air di Air Besar (air terjun di pulau Ambon)
Baronda : berkeliling
Contoh kalimat :
Malam-malam paling sadap baronda disini : Malam-malam paling enak berkeliling disini
Basar : besar
Contoh kalimat :
Camu pung ana su basar e : Anak si Camu sudah besar ya
Basena : bersenang-senang
Contoh kalimat :
Jang basena talalu, loko punggul sadiki-sadiki voor beso : jangan bersenang2 melulu, tabunglah sedikit untuk besok
Basena batunang : berpacaran
Contoh kalimat :
Acang deng Wati su basena batunang lama : Acang dan Wati sudah lama berpacaran
Basisou : suka menceritakan kejelekan orang lain
Contoh kalimat :
‘Jang pi dudu basisou disitu’ = Jangan pergi duduk untuk menceritakan kejelekan orang lain disitu.
Basudara : bersaudara, saudara
Contoh kalimat :
Katong samua basudara : kita semua bersaudara
Beta ada lima basudara : saya lima bersaudara
Batareak : berteriak
Contoh kalimat :
Ei, jang batareak o! Bet bisa pica talinga !: Heh, jangan berteriak! Telingaku bisa pecah
Batimbang : mempertimbangkan
Contoh kalimat :
Kalo mo bakaweng, musti batimbang bae-bae : kalau ingin menikah, harus dipertimbangkan masak-masak.
Batimbang sabala : pilih kasih, berat sebelah
Contoh kalimat :
Batimbang sabala tar bae voor anana pung perkembangan : pilih kasih tidak baik bagi perkembangan anak-anak
Baterek : mengganggu, mengejek
Contoh kalimat :
‘Ose kalo jadi kaka jang suka baterek ade-ade’ : Kamu kalau jadi kakak, jangan suka mengganggu adik-adik.
Batul : betul, juga dipakai untuk penyangatan
Contoh kalimat :
Gaga batul e! : gagah banget!/ keren banget!/ lawa sangat!
Bawarmus : Istilah untuk menyuruh orang menghabiskan pekerjaannya sampai tuntas, tapi terserah orang tersebut
Contoh kalimat :
Loko pi bawarmus nasi kuning sana la se diam disitu : pegang dan selesaikan masak nasi kuning saja biar kamu diam disitu.
Bembeng : bimbing
Contoh kalimat :
Dia tu masi kacil, harus kas bimbing bae-bae : dia itu masih kecil, harus dibimbing dengan benar.
Bendar : kota
Contoh kalimat
Pi ka bendar ka seng? : pergi ke kota nggak?
Beta : saya, aku
Dalam semua situasi kata ganti ‘saya’ dan ‘aku’ bermakna ‘beta’. Dalam bahasa Melayu Ambon, Kupang dan Banda, ‘beta’ dipakai untuk bahasa sehari-hari. Berlawanan dengan penggunaan ‘beta’ dalam bahasa Melayu dibarat yang dipakai raja-raja.
Contoh kalimat :
Beta pung nama Ana : nama saya Ana
Kas beta satu e : beri saya satu
Dia pung kata biking beta jumawa : kata-katanya membuatku sangat marah
Biden : berdoa
Berasal dari bahasa Belanda ‘bidden’
Contoh kalimat :
Oma Yohana ada biden-biden di gareja skarang : Nenek Yohana sedang berdoa di gereja sekarang.
Biking : bikin, membuat, menyebabkan
Contoh kalimat:
Ini asida paling sadap e, sapa yang biking akang? : Kue asida ini enak sekali, siapa yang membuatnya?
Bisi-bisi : bisik-bisik
Contoh kalimat :
Ssst, jang kras-kras, katong bisi-bisi sa : Ssst jangan keras-keras, kita bisik-bisik saja.
Blakang : belakang
Contoh kalimat :
Dia ada di jiku blakang : dia ada dipojok belakang
Bobou : bau
Contoh kalimat :
Paling bobou ose lai, pi mandi sana suda! : Kamu bau betul, mandi sana!
Bodo : bodoh
Contoh kalimat :
Bodo-bodo biking susa hidup lai : bodoh-bodoh buat hidup susah
Botol manci : sejenis setan
Contoh kalimat :
Oras beta masih anana ucing, orang tatua suka bacarita tentang botol manci : Waktu aku masih anak-anak, orangtua suka cerita tentang botol manci.
Bu : panggilan untuk laki-laki, sama dengan bang, bung, mas, dst
Contoh kalimat :
Bu Sunday : Bung Sunday
Bu Cano : Bung Cano
Bulang : bulan
Contoh kalimat :
Bulang apa skarang? : bulan apa sekarang?
Bulang trang : bulan purnama
Contoh kalimat :
Wer ada bae e, apalai ada bulang trang, sadap par dudu-dudu hotu: Cuaca baik nih, apalagi ada bulan purnama, enak untuk duduk-duduk diluar
Bumbungan kapala : ubun-ubun
Contoh kalimat :
Panas mati lai, sampe bumbungan kapala : panas banget nih, sampai ubun-ubun
Burong kondo : bangau
Contoh kalimat :
Tarada burong kondo disini : tidak ada burung bangau disini
Burong Pombo : burung merpati
Contoh kalimat :
Burong Pombo tamasu burong yang tar suka bakanda : burung merpati termasuk burung yang tidak suka berselingkuh.
Busu : busuk
Contoh kalimat :
Biar tasimpan jua, bangke busu pasti bobou : biar disimpan juga, bangkai busuk pasti muncul baunya
Busu-busu : jelek-jelek
Contoh kalimat :
Busu-busu, nona ambong jua lai : Jelek-jelek gadis ambon lah

Sedikit Tentang Ragam Bahasa Melayu di Indonesia

Suku Bangsa Melayu merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia setelah Suku Jawa dan Sunda, diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 20-30 juta jiwa. Ciri khasnya, mereka bermukim di pesisir-pesisir pantai khususnya Sumatera dan Kalimantan. Namun menjadi basis kuatnya adalah Pulau Sumatera dimana mereka diyakini berasal. Dan ini adalah perpanjangan dari tulisan saya yang dibuat hampir setahun yang lalu.
Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya kerajaan Melayu di wilayah Sungai Batanghari yang kini membelah Propinsi Jambi. Dari sini kemudian kemungkinan tersebar hingga ke semenanjung Melayu. Kerajaan-kerajaan Melayu pernah ada dan tersebar hingga ke Pulau Kalimantan (Borneo). Sedangkan bahasanya bahkan menyebar hingga ke bumi Papua.
Persebaran suku yang disebut Melayu ini antara lain :
SUMATERA
Aceh Tamiang- Nanggroe Aceh Darussalam: Dikenal dengan nama Bumi Muda Sedia, dengan semboyan Kasih Pape Setie Mati. Mengacu pada kerajaan Tamiang yang berada ditepian sungai Tamiang. Meski dikenal sebagai wilayah Melayu di Bumi Rencong, namun Aceh Tamiang (yang merupakan pecahan Aceh Timur) ini juga heterogen. Bahasa Melayu yang dipakai serupa dengan Melayu Langkat.
Pesisir Timur Sumatera Utara : Mulai dari Kabupaten Langkat hingga pesisir kabupaten Labuhan Batu, disitulah suku Melayu tinggal. Kota Medan yang merupakan kota no 3 di Indonesia penduduk aslinya adalah Melayu Deli. Langgam-langgam Melayu yang populer di Indonesia berasal dari Lagu Melayu Deli seperti Injit-injit semut. Dialek yang utama sebagian adalah Dialek Langkat, Deli dan Serdang.
Contoh
Maya kabar? – apa kabar?
Riau : Bagian barat Propinsi Riau didominasi oleh etnis Minangkabau khususnya di kawasan Kampar, Rokan Hulu, Inderagiri Hulu, Kuantan Singingi, bahkan kota Pekanbaru sendiri diperkirakan 60% penduduknya berasal dari Sumatera Barat dan berbahasa Minangkabau. Daerah Siak merupakan pusat Melayu di daratan Riau dengan basis di kawasan Siak Seri Inderapura yang dulunya merupakan pusat kerajaan Siak, Melayu dialek ‘o’ banyak dipakai di pedalaman Riau.
Kepulauan Riau : Sudah sangat diketahui bahwa Kepulauan Riau adalah pusat kebudayaan Melayu di Indonesia. dari sinilah katanya Bahasa Indonesia berakar, serupa dengan Johor. Mulai dari kepulauan Karimun, Singkep-Lingga hingga kepulauan Tambelangan, Kabupaten Natuna. Dialeknya cenderung menggunakan akhiran –e
Jambi : Dikenal dengan bahasa Melayu Jambinya selain berbagai bahasa lainnya yang masih digolongkan Melayu. Berpusat di kota Jambi dengan lafal ‘o’. Suku-suku yang disebut Melayu juga tersebar di pedalaman. Dialek ‘e’ seperti Malaysia dipakai di wilayah pesisir Tanjung Jabung
Contoh:
lho kau skrg di mano….aku dewek bukan wong jambi tapi limo taon tinggal disano……kangen kalu pas musim durian dengan duku kumpei😦 lah lamo jugo aku idak ke jambi….tapi ktanyo lah maju sekarang
Bengkulu : Bahasa Melayu dialek Bengkulu dipakai di Kota Bengkulu dan Sekitarnya, sedangkan bahasa-bahasa lainnya adalah Bahasa Rejang, Lebong, Muko-Muko dan Serawai yang masih digolongkan Melayu Tua.
Contoh Melayu Bengkulu :
“Bayu lah wangi, siko kek ayuk Kinan!”
“Eh, lucu kali dak? Kalo misalnyo segedang kito la punyo anak?”
Sumatera Selatan : Sebagian besar wilayah Sumsel menggunakan varian melayu yang berbeda. Bahasa Melayu Palembang sangat kuat pengaruh bahasa Jawanya karena Sultan Palembang di masa lalu diperkirakan bernenek moyang Jawa. Dialek utama adalah dialek ‘o’ dan ‘e’. Contoh utamanya adalah, orang Palembang sering menyebut dirinya sebagai wong kito (orang kita yang sejenis dengan urang awak di Sumatera Barat). Sering disebut sebagai Baso Plembang
Contoh Melayu Palembang :
Mak mano kalo kito buka thread baru tentang baso plembang. sebab kadang men lagi ketemu budak plembang te metu baso jaman bingen laju tepingkel-pingkel.
belakangan makin galak bebaso plembang. awalnyo garo2 farah samo aku baru tau kalok umak-bapak kami tu ternyato bekawan nian. jadilah sering sms-an kami2 ni. berhubung ceritanyo “wong kita galo” ni tadi banggo nian samo baso leluhur, naaaa… mulai lah bebaso plembang terus.

dan lamo2 kuperhatike, plembang tu icak2nyo kecik nian. satu kenal samo yang lain. pacak lah itu di kawinan sepupunya, ado pulok eyangku. ujinyo jadi tamu bae, tapi diundang pulok pas siraman.

Bangka-Belitung : Juga merupakan penyebaran suku Melayu dengan dialek tersendiri.
Contoh Melayu Bangka :
lah lame dak pulang hutan di sekitar riau-silip agik ade dak ok,coz terakir ku palang hutang2 disane lah jadi kulong semue,kirak e ade lah dikit kesadaran kalau lah sude dimbil hasil e mbok ya lobange ditutup be,masak nek berbuat nggak bertanggung jawab aben,kasian kek anak cucu kite kelak dak pacak agik bekebun kelak
Melayu di Kalimantan
Apa yang disebut Melayu di Pulau Kalimantan ini ada dua asal usul, yakni yang memang berasal dari tanah Melayu, baik itu Sumatera atau Semenanjung Malayu, atau orang-orang Dayak yang masuk Islam dan menjadi atau menganggap dirinya sebagai Melayu.
Suku Melayu yang hidup di pesisir Kalimantan Barat umumnya adalah keturunan pendatang dari Riau Kepulauan atau Semenanjung. Sedangkan Melayu yang di tepi-tepi sungai adalah keturunan percampuran antara Melayu, Bugis dan Dayak atau orang Dayak yang masuk Islam dan menganggap dirinya sebagai Melayu. Dialek Melayu yang lazim di Kalimantan Barat antara lain :
 Dialek Pontianak
 Dialek Sambas
 Dialek Landak (Ngabang), dan
 Dialek Ketapang
Dialek Pontianak menggunakan akhiran ‘a’ yang terbaca ‘e’ sebagaimana Melayu Malaysia, namun dalam dialek Sambas ‘a’ ini terbaca ‘é’ hamper mirip dengan Betawi.
Untuk kasus di Kalimantan Selatan, apa yang disebut Melayu adalah orang-orang Banjar. Bahasa Banjar sendiri dibagi menjadi dua varian, yakni Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Namun persamaan dengan Melayu di Sumatera semakin jauh dengan banyaknya pengaruh kosakata Bahasa Jawa dan Dayak. Contoh Bahasa Banjar antara lain :
  • arai (Banjar Hulu), himung (Banjar Kuala); artinya gembira
  • hagan (Banjar Hulu), gasan (Banjar Kuala); artinya untuk
  • tiring (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya melihat
  • bungas (Banjar Hulu), langkar (Banjar Kuala); artinya cantik
  • tingau (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya toleh, lihat
  • balalah (Banjar Hulu), bakunjang (Banjar Kuala); artinya bepergian
  • lingir (Banjar Hulu), tuang (Banjar Kuala); artinya tuang
  • tuti (Banjar Hulu), tadi (Banjar Kuala); artinya tadi
  • ba-ugah (Banjar Hulu), ba-jauh (Banjar Kuala); artinya menjauh
  • macal (Banjar Hulu), nakal (Banjar Kuala); artinya nakal
  • balai (Banjar Hulu), langgar (Banjar Kuala); artinya surau
  • tutui (Banjar Hulu), catuk (Banjar Kuala); artinya memukul dengan palu
  • tukui (Banjar Hulu), periksa (Banjar Kuala); artinya memeriksa
  • padu (Banjar Hulu), dapur (Banjar Kuala); artinya ruang dapur
  • kau’u (Banjar Hulu), nyawa (Banjar Kuala); artinya kamu
  • diaku (Banjar Hulu), unda (Banjar Kuala); artinya aku
  • disia (Banjar Hulu), disini (Banjar Kuala); artinya disini
  • bat-ku (Banjar Hulu), ampun-ku (Banjar Kuala); artinya punya-ku
  • bibit (Banjar Hulu), ambil (Banjar Kuala); artinya ambil
  • ba-cakut (Banjar Hulu), ba-kalahi (Banjar Kuala); artinya berkelahi
  • diang (Banjar Hulu), galuh (Banjar Kuala); artinya panggilan anak perempuan
  • nini laki (Banjar Hulu), kayi (Banjar Kuala); artinya kakek
  • utuh (Banjar Hulu), nanang (Banjar Kuala); artinya panggilan anak lelaki
  • uma (Banjar Hulu), mama (Banjar Kuala); artinya ibu
  • hingkat (Banjar Hulu), kawa (Banjar Kuala); artinya dapat, bisa
  • puga (Banjar Hulu), hanyar (Banjar Kuala); artinya baru
  • salukut (Banjar Hulu), bakar (Banjar Kuala); artinya bakar
  • kasalukutan, kamandahan (Banjar Hulu), kagusangan (Banjar Kuala); artinya kebakaran
  • tajua (Banjar Hulu), ampih (Banjar Kuala); artinya berhenti
  • bapandir (Banjar Hulu), bepéndér (Banjar Kuala); artinya berbicara
  • acil laki (Banjar Hulu), amang, paman (Banjar Kuala); artinya paman
Varian Banjar di Kalimantan Selatan dan Tengah sedikit berbeda…Banjar Kalsel mengucapkan kadada (untuk tidak ada), sedangkan di Kalimantan Tengah yang banyak terpengaruh Bahasa Indonesia mengucapkankadida.
Contoh lain Bahasa Banjar :
“Bahujung napa cu? Jangankan bahujung malah marugi. Wayah ini awak sudah ringkutan, pinggang sakit, tulang rasa dicucuk-cucuk, bajalan manggatar dan tabungkuk-bungkuk,” ujar kai.
Sedang di Kalimantan Timur ada sebentuk bahasa yang dianggap Melayu, yakni Kutai yang dipakai oleh suku Kutai di kawasan tepian Sungai Mahakam. Disamping itu ada sebentuk dialek Melayu yang dipakai di kawasan Berau, belahan utara Kalimantan Timur
Contoh perbandingan Bahasa Banjar dengan Kutai adalah :
  • busu (Banjar), busu (Kutai); artinya saudara dari orangtua kita yang termuda (bungsu).
  • umpat (Banjar), umpat (Kutai); artinya ikut
  • kawa (Banjar), kawa (Kutai); artinya dapat, bisa
  • kayina (Banjar), kendia (Kutai);artinya nanti
  • inya (Banjar), nya (Kutai);artinya dia
  • sidin (Banjar), sida (Kutai); artinya beliau
  • muntung (Banjar), moncong, sungut (Kutai); artinya mulut
  • karinyum (Banjar), kerinyum (Kutai); artinya senyum
  • rancak (Banjar), rancak (Kutai); artinya sering
  • talu (Banjar), telu (Kutai); artinya tiga
  • banyu (Banjar), aer (Kutai); artinya air
  • pagat (Banjar), pegat (Kutai); artinya putus
  • iwak (Banjar), iwak, jukut (Kutai); artinya ikan
  • ilat (Banjar), elat (Kutai); artinya lidah
  • dadai (Banjar), dadai (Kutai); artinya jemur
  • jabuk (Banjar), jabok (Kutai); artinya lapuk
  • andak (Banjar), andak (Kutai); artinya taruh
  • luar (Banjar), jaba (Kutai); artinya luar
  • kawah (Banjar), kawah (Kutai); artinya kuali
  • muha (Banjar), muha (Kutai); artinya muka, wajah
  • puhun (Banjar), puhun (Kutai); artinya pohon
  • kolehan (Banjar Kuala), polehan (Kutai); artinya hasil
  • kesah (Banjar Kuala), kesah (Kutai); artinya kisah
  • tajak (Banjar), tajak (Kutai); artinya tancap
  • pacul (Banjar), pacul (Kutai); artinya lepas
  • amun (Banjar), amun (Kutai); artinya kalau
  • padah (Banjar), padah (Kutai); artinya bilang
  • jawau (Banjar), jabau (Kutai); artinya singkong
  • payau (Banjar), payau (Kutai); artinya rusa
  • lawai (Banjar), lawai (Kutai); artinya benang
  • satundunan (Banjar), satundunan (Kutai); artinya setandanan
  • tutuk (Banjar), tutuk (Kutai); artinya tumbuk
  • tatak (Banjar), tetak (Kutai); artinya potong
  • jarang (Banjar), jerang (Kutai); artinya memasak air
  • carik (Banjar), carek (Kutai); artinya robek
  • guring (Banjar), goreng, tidur (Kutai); artinya tidur
  • sanga (Banjar), sanga (Kutai); artinya goreng
  • olah (Banjar), olah (Kutai); artinya buat
  • muyak (Banjar), muyak (Kutai); artinya bosan
  • wada (Banjar), wada (Kutai); artinya cela
  • uyah (Banjar), uyah (Kutai); artinya garam
  • acan (Banjar), acan (Kutai); artinya terasi
  • sudu (Banjar), sudu (Kutai); artinya sendok
  • lading (Banjar), lading (Kutai); artinya pisau
  • lawang (Banjar), lawang (Kutai); artinya pintu
  • sarudung (Banjar), serudung (Kutai); artinya kerudung
  • kamih (Banjar), kemeh (Kutai); artinya air kencing
  • hera’ (Banjar), herak (Kutai); artinya tahi
  • kiyau (Banjar), kiyau (Kutai); artinya panggil
  • putik (Banjar), putik (Kutai); artinya petik
  • tapas (Banjar), tepas (Kutai); artinya cuci
  • parak (Banjar), parak (Kutai); artinya dekat
  • calap (Banjar), celap (Kutai); artinya basah
  • halus (Banjar), halus (Kutai); artinya kecil
  • bujur (Banjar), bujur (Kutai); artinya betul, lurus
  • lanjung (Banjar), lanjong (Kutai); artinya keranjang
  • karadau (Banjar), keradau (Kutai); artinya omong kosong
  • bancir (Banjar), bancir (Kutai); artinya banci
  • gair (Banjar), gaer (Kutai); artinya takut
  • jauh (Banjar), jaoh (Kutai); artinya jauh
  • karing (Banjar), kereng (Kutai); artinya kering
  • habang anum (Banjar), habang muda (Kutai); artinya merah muda
  • buting (Banjar), buting (Kutai); artinya buah
  • selawi (Banjar Kuala), selawe (Kutai); artinya duapuluh lima
  • tihang (Banjar), tihang (Kutai); artinya tiang
  • mandi (Banjar), mendi (Kutai); artinya mandi
  • sodok (Banjar Kuala), sodok (Kutai); artinya tikam
  • tulak (Banjar), tulak (Kutai); artinya berangkat
  • surung (Banjar), sorong (Kutai); artinya sodor
  • kurus karing (Banjar), koros kereng (Kutai); artinya kurus kering
  • ular sawa (Banjar), tedung sawah (Kutai); artinya ular sawah
Ada pula kelompok Melayu yang bermukim di Pulau Bali, tepatnya di kampung Loloan, Kota Negara, Kabupaten Jembrana. Mereka berleluhur asal Semenanjung terutama Trengganu dan Pontianak (Kalimantan Barat). Berbahasa Melayu di rumah, Berbahasa Bali diluar komunitasnya. Mereka diperkirakan datang ke Bali sekitar abad ke-18. Di Banyuwangi, Jawa Timur terdapat Kampung Melayu, namun kini komunitasnya hanya berbahasa Jawa dan Madura, Melayu telah terasimilasi menjadi penduduk setempat.
Sedangkan yang di Jakarta, Melayu sendiri sudah bukan lagi murni karena terjadi percampuran berbagai ras yang melahirkan Orang Betawi, dengan berbahasa Melayu Jakarta yang sekitar 43% kosakatanya dipengaruhi Bahasa Sunda. Melayu Betawi sendiri terbagi atas 3 sub-dialek utama, yakni :
 Betawi Kota, dengan contohnya : aye udeh makan (dipakai di wilayah pusat)
 Betawi Udik, contohnya : sayah udah makan (dipakai di pinggiran Jakarta,  Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Karawang)
 Betawi Ora, contohnya : lu ora pegi ke lanang lu? Betawi Ora ini terpengaruh oleh bahasa Jawa seperti dalam kata menjalankan yang menjadi njalanin, sedangkan pada kosakata Betawi umum yang terpengaruh Sunda menjadi ngejalanin.
Sebenarnya Bahasa Melayu Betawi ini bukanlah bentukan dialek Melayu, melainkan sebagai hasil dari kreolisasi yang berlangsung selama berabad-abad sebagai bahasa antar suku dan ras di tanah Batavia. Disamping itu juga terdapat dialek Melayu dipakai oleh kaum Peranakan Cina di Kabupaten Tangerang, yang sedikit banyak sangat mirip dengan Melayu Betawi, dan inilah mungkin wilayah Melayu di Pulau Jawa.
Melayu Indonesia Timur
Bahasa Melayu di kawasan Timur Indonesia keberadaannya merupakan akibat dari kontak dagang semenjak dahulu kala antara pedagang di timur dan barat. Bahasa ini semakin tersebar dengan pesat semenjak kekuasaan Belanda membawa bahasa ini sebagai sarana penyebaran agama Kristen. Seperti halnya Betawi, Melayu di kawasan ini juga merupakan bentuk Kreol dengan susunan bahasa lebih mirip bahasa Eropa ketimbang Indonesia sendiri, bahkan ada suatu penelitian mengatakan bahwa bahasa Melayu Indonesia Timur tidak berkembang langsung dari Semenanjung atau Sumatera, melainkan dari Pulau Kalimantan bahkan Brunei. Di kawasan ini, penyingkatan juga sangat lazim…Varian tersebut antara lain
 Melayu Manado (di kawasan Sulawesi Utara)
 Melayu Makassar (Makassar dan sekitarnya)
 Melayu Larantuka (kawasan Flores Timur, NTT)
 Melayu Kupang (Kupang dan sebagian Timor Barat, NTT)
 Melayu Ternate (Pulau Ternate dan Halmahera)
 Melayu Bacan (Pulau Bacan dan sekitarnya)
 Melayu Ambon (Pulau Ambon dan Lingua Franca di Maluku)
 Melayu Papua/Irian
Contoh Melayu Manado :
Tulis tu apa mo beking, kong putuskan apa tu mo beking capat, apa tu mo beking nanti, apa tu orang laeng mo beking, deng apa tu mo kase sorong vor berikut
Contoh Melayu Kupang :
Dong bekin semacam skenario supaya dong yang tukang bunu orang, trus ada orang laen yang son tau hal yang jadi tumbal.Na, kalo batul skenario model begitu, bararti ini orang yang barmaen di balakang layar tu bukan sambarang orang. Dong pasti tau batul cara bunu orang trus hilangkan jejak, trus jebak orang laen supaya maso di dong pung perangkap. Naaaaa, bapa kan tau to, sapa yang biasa barmaen strategi. Jadi, manurut beta, pasti ada jaringan, mo jaringan apa ke apa, yang panting masala di Poso tu pas ada dia pung jaringan.
Contoh Melayu Papua :
Terimakasih pace SPW atas paketnta. skarang masih tlalu pagi jadi mata sayup sayup tapi sa kan cek paket tu, baru ko so kunjug sobat Asyo di rumah sakit kah belum. Pace dorang so keluarkan peluruh dari perut Asyo bawa ke laboratorium. mudah mudahan peluru itu tak nyasar di jalan sehingga diganti deng peluruh lain yang beda merek.
Sedemikian dulu jabaran saya tentang bahasa Melayu berikut ragamnya di belahan bumi Indonesia, dari barat sampai ke timur, bahkan sebenarnya bahasa ini jauh semenjak dulu berkembangnya. Semenjak tahun 1926, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa ‘resmi’ di Papua untuk mewadahi ratusan suku, dan bahkan sebentuk dialek Melayu sudah terbentuk disana. Sedangkan pada tahun 1928 barulah nama Melayu digantikan dengan Bahasa Indonesia setelah Soempa Pemoeda.
Diperlukan upaya bersama untuk mengembangkan bahasa Indonesia (dan Melayu). Bahasa Indonesia sendiri mengalami banyak penyerapan dari bahasa-bahasa lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah khususnya Jawa dan Melayu Betawi yang seolah sudah jadi bahasa kedua dinegeri ini. Bagaimana dengan di Malaysia dan Singapura? 
Semoga takkan hilang Melayu didunia….
Bambang Priantono
Dari berbagai sumber : https://rumahkamus.wordpress.com/

1 komentar:

  1. Casino - Atelec - Mapyro
    › casino-hustler-ca › casino-hustler-ca 원주 출장안마 Casino at 영천 출장샵 Atelec. Casino. Atelec, 파주 출장샵 CA - Use this simple form to find the best prices, open hours and 구미 출장안마 find the best room rates for your stay in 대전광역 출장마사지 Atelec

    BalasHapus